TEMPO.CO, Jakarta - Panasonic Corp Jepang telah menghentikan operasi pabriknya di Shah Alam karena banjir di Malaysia, surat kabar Nikkei melaporkan.
Pengoperasian pabrik Seksyen 23, Shah Alam (SA2), yang memproduksi penyedot debu dan kipas angin diperkirakan akan pulih sekitar seminggu kemudian, kata Nikkei, dikutip dari Reuters, 22 Desember 2021.
Surat kabar itu juga mengatakan Daihatsu Motor juga telah menghentikan salah satu pabriknya di Malaysia.
Dalam pengajuan Bursa Malaysia pada Senin, 20 Desember 2021, Panasonic mengatakan produksi kipas dan penyedot debu untuk sementara waktu terganggu dan perusahaan akan membutuhkan waktu seminggu untuk menilai kondisi mesin dan peralatan yang terkena dampak banjir.
"Perusahaan telah diberitahu bahwa beberapa pemasoknya juga terkena dampak banjir. Perusahaan tidak dapat segera menilai dampak pasti dari peristiwa baru-baru ini terhadap hasil keuangan untuk kuartal ketiga yang berakhir pada 31 Desember 2021, menurut surat kabar bisnis Malaysia The Edge Markets.
Perdana Menteri Malaysia pada Selasa memperingatkan akan ada lebih banyak badai dan hujan lebat dalam beberapa hari mendatang, katanya, Reuters melaporkan.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengakui kelemahan dalam tanggapan pemerintah terhadap banjir yang telah menyebabkan 27 kematian dan lebih dari 60.000 orang mengungsi.
Banjir di Malaysia terjadi setelah hujan deras yang dimulai pada Jumat yang melanda delapan negara bagian.
Baca juga: Kasus Covid-19 Diprediksi Bakal Naik Usai Banjir di Malaysia Surut
NIKKEI | REUTERS | THE EDGE MARKETS