TEMPO.CO, Jakarta - Inggris dan Prancis saling menyalahkan atas tragedi tewasnya 27 migran, saat perahu karet yang mereka tumpangi, kempes. Para migran itu hendak mencari kehidupan yang lebih baik dengan menyeberangi Selat Inggris.
Itu adalah tragedi terburuk yang terjadi pada migran di selat yang memisahkan dua negara (Inggris dan Prancis). Selat Inggris adalah salah satu selat tersibuk yang dilalui jalur pengiriman barang-barang dagang.
Selat Inggris merupakan jalur tersibuk karena arusnya cukup kuat. Jalur ini pun suka dimanfaatkan oleh para penyelundup manusia. Para pelaku penyelundup manusia meninggalkan migran dengan perahu yang hanya bisa mengapung dan bergantung pada keramahan ombak untuk bisa sampai ke bibir pantai Inggris.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia sangat kaget dengan musibah ini. Dia pun menyerukan pada Prancis agar melakukan lebih banyak upaya agar mencegah orang-orang menyeberangi Selat Inggris.
“Komplotan perdagangan manusia secara harfiah lolos dari upaya pembunuhan,” kata Johnson.
Sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Inggris harus berhenti mempolitisi masalah ini demi mendapatkan keuntungan di dalam negeri. Ada pun Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan Inggris juga harus menjadi bagian dari jawaban.
Prancis sebelumnya mengatakan ada 31 orang tewas. Namun jumlah itu diralat menjadi 27 orang. Ada dua migran dalam kondisi kritis di rawat di rumah sakit karena hipotermia.
Baca juga: Kisah Kakak Beradik di Tahan Petugas Perbatasan Polandia
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.