TEMPO.CO, Jakarta - Prancis mencoba untuk mempererat hubungan di kawasan Indo-Pasifik selama lawatan menteri luar negerinya ke Indonesia pada Selasa untuk melanjutkan penjualan 36 jet tempur Rafale setelah kehilangan kesepakatan pertahanan strategis dengan Australia pada September.
Prancis menuduh sekutunya menikamnya dari belakang ketika Australia memilih kapal selam bertenaga nuklir yang akan dibangun dengan teknologi AS dan Inggris, daripada meneruskan program kapal selam Prancis bernilai miliaran dolar AS.
Australia bergabung dengan aliansi trilateral (AUKUS) yang tidak memasukkan Prancis. Canberra mengatakan pakta AUKUS sangat penting untuk mengatasi ancaman militer Cina di kawasan Indo-Pasifik.
Kemitraan Prancis dengan Australia sejak 2016 dianggap sebagai landasan kebijakan Indo-Pasifik dan sejak kehilangan kesepakatan itu, Prancis gencar memperkuat hubungannya di kawasan itu dengan pertemuan tingkat tinggi, mulai dari Jepang hingga India dan Vietnam.
"Perjalanan ini adalah tentang menegaskan kembali komitmen Prancis untuk Indo-Pasifik...dan untuk mengintensifkan hubungan dengan Indonesia," kata seorang sumber diplomatik Prancis dalam sebuah pengarahan menjelang kunjungan dua hari Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, dikutip dari Reuters, 24 November 2021.
Kunci untuk mengembangkan hubungan itu adalah kerja sama militer yang lebih erat. Indonesia ingin meningkatkan kemampuan pertahanannya, termasuk dengan kemungkinan pembelian kapal selam, pesawat tempur dan kapal perang, di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Cina di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Prancis telah melakukan negosiasi dengan Jakarta selama beberapa bulan untuk penjualan 36 jet tempur Rafale. Indonesia menandatangani letter of intent pada bulan Juni, meskipun para pejabat tidak mengharapkan kesepakatan akan disepakati sebelum akhir tahun karena masalah pembiayaan.
"Prancis menggandakan hubungan Indo-Pasifik lainnya, termasuk Indonesia, dalam arti untuk mengimbangi kehilangan Australia," kata seorang diplomat Indo-Pasifik.
Menyoroti betapa marahnya Prancis terhadap Australia, sebuah video berdurasi dua menit yang mengumumkan perjalanan Le Drian ke Indonesia menguraikan strategi Indo-Pasifiknya yang menyebut banyak negara kawasan dengan pengecualian Australia.
Baca juga: Presiden Prancis: PM Australia Bohong soal Kesepakatan Kapal Selam
REUTERS