Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Covid-19 di Afrika Rendah Meski Tanpa Masker dan Vaksin, Kenapa?

Reporter

image-gnews
Pembeli memeriksa karung berisi tembakau dalam Pasar Tembakau Internasional di Harare, Zimbabwe, Rabu, 29 April 2020. Pasar Tembakau Internasional akhirnya digelar setelah ditunda lebih dari satu bulan akibat wabah virus Corona. REUTERS/Philimon Bulawayo
Pembeli memeriksa karung berisi tembakau dalam Pasar Tembakau Internasional di Harare, Zimbabwe, Rabu, 29 April 2020. Pasar Tembakau Internasional akhirnya digelar setelah ditunda lebih dari satu bulan akibat wabah virus Corona. REUTERS/Philimon Bulawayo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di pasar yang sibuk di kota miskin di pinggir Harare, Nyasha Ndou menyimpan masker di saku. Seperti Ndou, ratusan pembeli dan penjual berdesak-desakan tanpa masker.

Di sebagian besar kota di Zimbabwe, di benua Afrika, jumlah kasus virus Corona amat sedikit. Kehidupan kembali normal, demontsrasi politik digelar lagi, konser serta aktivitas sosial sudah kembali ramai.

"Covid-19 sudah berlalu, kapan terakhir kali Anda mendengar ada orang yang meninggal karena Covid-19?" kata Ndo. "Masker itu untuk melindungi kantong saya."

Dia mengatakan polisi akan mendenda setiap penduduk yang tak menggunakan masker. Itu sebabnya Ndo dan warga Zimbabwe tetap membawa masker meski tak menggunakannya. "Polisi akan mendenda jadi saya kehilangan uang jika tidak menggunakan masker."

Awal pekan ini, Zimbabwe mencatat hanya 33 kasus Covid-19 baru dan nol kematian. Begitu pula di negara Afrika lainnya. Data organisasi kesehatan dunia atau WHO menyatakan infeksi Covid-19 telah turun drastis sejak Juli.

Saat virus corona pertama kali muncul tahun lalu, pejabat kesehatan khawatir pandemi akan melanda Afrika dan menewaskan jutaan orang. Namun belum jelas berapa jumlah korban tewas akibat Corona.

Para ilmuwan menekankan bahwa sulit mendapatkan data Covid-19 yang akurat, terutama di negara-negara Afrika dengan pengawasan yang tidak merata. Ilmuwan juga memperingatkan bahwa tren penurunan virus corona dapat dengan mudah berbalik arah.

Dilansir dari NZ Herald, ilmuwan kebingungan terhadap apa yang terjadi di Afrika. Ketua Kesehatan Global Universitas Columbia. Wafaa El-Sadr mengatakan Afrika tidak memiliki vaksin dan sumber daya untuk memerangi Covid-19 seperti yang dimiliki Eropa dan AS. "Tetapi entah bagaimana mereka tampaknya lebih baik," katanya.

Kurang dari 6 persen penduduk di Afrika yang sudah divaksinasi. Selama berbulan-bulan, dalam laporannya WHO telah menggambarkan Afrika sebagai salah satu wilayah yang paling sedikit terkena dampak di dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa peneliti mengatakan populasi di Afrika lebih muda dibandingkan di Eropa Barat. Selain itu tingkat urbanisasi lebih rendah dan kecenderungan untuk menghabiskan waktu di luar ruangan, mungkin menghindari efek virus yang lebih mematikan.

Beberapa penelitian sedang menyelidiki apakah mungkin ada penjelasan lain, termasuk alasan genetik atau infeksi masa lalu dengan penyakit parasit.

Pada Jumat, para peneliti yang bekerja di Uganda mengatakan pasien Covid-19 dengan tingkat paparan malaria yang tinggi lebih kecil kemungkinannya menderita penyakit parah atau kematian. Para ilmuwan membandingkannya dengan sedikit riwayat penyakit tersebut.

"Kami melihat pada orang dengan riwayat infeksi malaria dan ebola, hasilnya lebih banyak yang negatif," ujar Jane Achan, penasihat peneliti senior di Konsorsium Malaria dan salah satu penulis penelitian ini. "Kami sebenarnya cukup terkejut bahwa malaria mungkin memiliki efek perlindungan."

Menurut Achan, infeksi malaria di masa lalu kemungkinan dapat menumpulkan kecenderungan sistem kekebalan orang untuk menjadi overdrive ketika terinfeksi Covid-19. Penelitian ini dipresentasikan pada hari Jumat di pertemuan American Society of Tropical Medicine and Hygiene.

Baca: Pengobatan Tradisional China Diminati di Afrika, Satwa Liar Terancam Punah

NZ HERALD

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

3 hari lalu

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika. Foto: Canva
10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

4 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

11 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (ketujuh kanan), Ketua MPR Bambang Soesatyo (delapan kanan) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (keenam kanan) dan puluhan delegasi pimpinan MPR negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) foto bersama seusai pembukaan Konferensi Internasional secara resmi di Gedung Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Selasa 25 Oktober 2022. Konferensi Pimpinan MPR Negara-negara OKI tersebut merupakan pertemuan Internasional untuk membahas forum MPR dalam mewujudkan perdamaian dunia dan penguatan parlemen dari negara-negara Islam. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.