Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengobatan Tradisional China Diminati di Afrika, Satwa Liar Terancam Punah

Reporter

image-gnews
Petugas mengeluarkan sejumlah Trenggiling (Paramanis javanica) beku dari dalam kotak penyimpanan saat akan dimusnahkan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Juanda, Surabaya, 8 Juli 2015. Trenggiling tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan obat-obatan di Singapura. FULLY HANDOKO
Petugas mengeluarkan sejumlah Trenggiling (Paramanis javanica) beku dari dalam kotak penyimpanan saat akan dimusnahkan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Juanda, Surabaya, 8 Juli 2015. Trenggiling tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan obat-obatan di Singapura. FULLY HANDOKO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) yang didukung pemerintah China, berekspansi hingga ke banyak negara di Afrika. Hal ini berisiko memicu perdagangan satwa liar ilegal dan mengancam masa depan beberapa spesies yang terancam punah di dunia, menurut sebuah laporan.

Menurut Badan Investigasi Lingkungan EIA yang berbasis di London, pengobatan tradisional dari China ini merupakan bencana untuk beberapa spesies hewan langka seperti macan tutul, trenggiling dan badak. Lembaga ini berfokus menyelidiki kejahatan terhadap satwa liar dan lingkungan.

China telah mempromosikan pengobatan tradisional yang sudah ada sejak lebih dari 2.500 tahun ini. Selain itu China juga sedang mengembangkan infrastruktur jalan, kereta api dan proyek besar lainnya di seluruh Afrika.

Sebagian besar pengobatan berbasis tanaman. Namun ada pula yang menggunakan hewan trenggiling serta badak yang diambang kepunahan.

“Pada akhirnya, pertumbuhan pengobatan tradisional China ini menimbulkan ancaman serius bagi keanekaragaman hayati yang ditemukan di banyak negara Afrika, semuanya atas nama keuntungan jangka pendek.” kata Juru Kampanye Liar EIA Cares Kam dalam sebuah pernyataan.

“Setiap pemanfaatan spesies yg terencana di pengobatan tradisional China berpotensi mendorong kejahatan terhadap satwa liar dan pada akhirnya menyebabkan eksploitasi berlebihan.”

Dalam laporan tersebut, Lethal Remedy mengatakan bagaimana promosi beberapa pengobatan tradisional China di Afrika menimbulkan ancaman besar bagi satwa liar yang terancam punah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengecer sedang mencari rantai pasokan langsung ke sumber penjualan. Untuk itu EIA mendesak agar pemerintah di negara-negara Afrika melakukan pengawan yang ketat terhadap praktik pengobatan tradisional ini.

Di China, penggunaan spesies langka telah dilarang. Namun masih ada beberapa yang meresepkan obat seperti afrodisiak untuk mengobati penyakit dari kanker hingga kondisi kulit.

EIA mencatat bahwa Afrika Selatan, Kamerun, Tanzania dan Togo termasuk di antara negara-negara Afrika yang telah menandatangani perjanjian dengan China untuk mengembangkan pengobatan tradisional. Sedangkan Afrika Selatan dan Namibia telah mengakui pengobatan tradisional China sebagai bagian dari sistem kesehatan masyarakat mereka.

Baca: Anggota Kongres AS ke Taiwan dengan Pesawat Militer, Cina Terbangkan Jet Tempur

AFIFA RIZKIA AMANI | DEWI | AL JAZEERA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

1 hari lalu

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika. Foto: Canva
10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Wallet. REUTERS
Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.


6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

9 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 11 Juli 2022. Sumber: Biro Setpres
6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.


Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

10 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (ketujuh kanan), Ketua MPR Bambang Soesatyo (delapan kanan) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (keenam kanan) dan puluhan delegasi pimpinan MPR negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) foto bersama seusai pembukaan Konferensi Internasional secara resmi di Gedung Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Selasa 25 Oktober 2022. Konferensi Pimpinan MPR Negara-negara OKI tersebut merupakan pertemuan Internasional untuk membahas forum MPR dalam mewujudkan perdamaian dunia dan penguatan parlemen dari negara-negara Islam. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.


Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

12 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

17 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

19 hari lalu

Calon pemudik bersiap naik kereta menuju kampung halaman mereka untuk merayakan Tahun Baru Imlek, di Stasiun Yantai, Shandong, Cina, Ahad, 20 Januari 2019. chinadaily.com
Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

Di China, tradisi mudik tidak hanya berlangsung saat Lebaran, melainkan terjadi pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.


Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

20 hari lalu

Seekor gorila gunung di Taman Nasional Hutan Perawan Bwindi, Uganda barat. (Xinhua/Yuan Qing)
Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

Penelitian mengungkap dampak dari tambang mineral di Afrika untuk memenuhi ledakan teknologi hijau di dunia terhadap bangsa kera besar.


Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

24 hari lalu

ilustrasi panen durian (pixabay.com)
Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

Ekspor komoditas buah durian masih di bawah nanas dan pisang.