TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan virtual antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan pemimpin Cina Xi Jinping berlangsung selama 3,5 jam mulai pukul 19.46 Senin malam waktu Washington atau pukul 08.46 Selasa pagi, 16 November 2021, waktu Beijing.
Melalui penterjemah, Xi Jinping menyebut Biden sebagai "teman lama" dan kedua belah pihak harus meningkatkan komunikasi dan kerja sama untuk menyelesaikan banyak tantangan yang mereka hadapi. Biden sebelumnya membantah karakterisasi hubungan mereka sebagai persahabatan lama.
"Sebagai dua ekonomi terbesar di dunia dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Cina dan Amerika Serikat perlu meningkatkan komunikasi dan kerja sama," kata Xi.
Biden berjanji untuk menangani bidang-bidang yang menjadi perhatian, termasuk hak asasi manusia dan masalah lain di kawasan Indo-Pasifik, dan menambahkan bahwa "Anda dan saya tidak pernah seformal itu satu sama lain."
Pembicaraan, yang diprakarsai oleh Biden dihentikan untuk istirahat 15 menit setelah hampir dua jam sesi pertama, atau molor setengah jam dari rencana.
Biden dan Xi menekankan tanggung jawab mereka kepada dunia untuk menghindari konflik. “Bagi saya, tanggung jawab kita sebagai pemimpin Cina dan Amerika Serikat adalah untuk memastikan bahwa persaingan kita antara negara kita tidak mengarah ke konflik, baik disengaja atau tidak disengaja,” kata Biden seperti dikutip Reuters.
"Hanya kompetisi sederhana dan langsung."
Amerika Serikat dan Cina tidak satu pandangan tentang asal usul pandemi Covid-19, aturan perdagangan dan persaingan, perluasan persenjataan nuklir Beijing dan tekanan yang meningkat terhadap Taiwan, di antara masalah-masalah lainnya.
Saat-saat awal dialog kedua pemimpin diliput oleh sekelompok kecil wartawan di Ruang Roosevelt Gedung Putih sebelum para kepala negara dan para pembantunya berbicara secara tertutup. Presiden AS tersenyum lebar ketika presiden Cina muncul di layar besar di ruang konferensi.
Biden dan Xi belum melakukan pertemuan tatap muka sejak Biden menjadi presiden dan terakhir kali mereka berbicara melalui telepon pada bulan September.
Pejabat AS tidak menaruh harapan besar terhadap pelaksanaan perjanjian kedua belah pihak, termasuk pada perdagangan, di mana Cina belum memenuhi komitmen untuk membeli lebih banyak barang dan jasa AS senilai $200 miliar. Namun Biden tidak berniat mengurangi tarif untuk barang-barang Cina seperti diharapkan Beijing.
Gedung Putih menolak untuk menjawab pertanyaan tentang apakah Amerika Serikat akan mengirim pejabat ke Olimpiade Musim Dingin Beijing pada bulan Februari. Aktivis dan anggota parlemen AS telah mendesak pemerintah Biden untuk memboikot Olimpiade.
"Kedua belah pihak berusaha menetapkan tujuan pembicaraan untuk menciptakan stabilitas hubungan, baik melalui bahasa kolegial mereka dan kerangka percakapan secara keseluruhan," kata Scott Kennedy, pakar Cina di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington. .
"Pertanyaannya adalah apakah mereka akan mencapai kesepakatan tentang apa pun, atau setidaknya, setuju untuk tidak setuju dan menghindari langkah-langkah eskalasi."
Xi, yang diperkirakan akan kembali berkuasa melalui kongres Partai Komunis Cina tahun depan, juga ingin menghindari ketegangan yang meningkat dengan Amerika Serikat.
Baik Washington dan Beijing belum mengumumkan hasil pertemuan virtual itu.