TEMPO.CO, Jakarta - Kasus infeksi virus corona total dari seluruh dunia pada Minggu, 7 November 2021, mendekati 250 juta kasus. Saat ini, varian Delta Covid-19 mulai mereda dan aktivitas perekonomian mulai kembali normal, kendati sejumlah negara di Eropa timur mengalami kenaikan kasus Covid-19.
Dalam lebih dari tiga bulan, hasil analisis Reuters memperlihatkan angka rata-rata kasus infeksi virus corona mengalami penurunan sampai 36 persen. Kendati penyebaran virus corona melambat, virus ini masih menginfeksi 50 juta orang setiap 90 hari karena tingginya tingkat penularan varian Delta Covid-19.
Dibutuhkan waktu hampir setahun untuk mencapai 50 juta kasus Covid-19 pertama kalinya.
Ahli kesehatan optimis banyak negara di dunia bangkit dari memburuknya pandemi Covid-19 karena menjalankan imunisasi massal vaksin virus corona dan kondisi alami. Namun para ahli kesehatan memperingatkan masyarakat agar berhati-hati karena cuaca dingin dan liburan akhir tahun yang banyak acara kumpul-kumpul bisa membuat angka penularan Covid-19 menjadi naik lagi.
“Kami berfikir soal kondisi saat ini dan akhir 2022. Ini adalah titik, di mana kita bisa mengendalikan virus tersebut, mengurangi keparahan penyakit dan kematian (akibat Covid-19),” kata Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemologis dari WHO.
Dengan adanya vaksin virus corona, dokter-dokter sekarang punya sarana perawatan yang lebih bagus. Inggris pada Kamis, 4 November 2021, telah menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui pil antiviral Covid-19 bernama molnupiravir, yang dikembangkan oleh Merck dan Ridgeback Biotherapeutics.
Sejumlah studi memperlihatkan pil itu bisa mengubah keadaan pasien-pasien Covid-19 yang sekarat atau sedang dirawat karena komplikasi Covid-19.
Analisis Reuters memperlihatkan infeksi virus corona masih tinggi di 55 negara dari 240 negara. Diantara negara yang masih tinggi kasus Covid-19-nya adalah Rusia, Ukraina dan Yunani, yang jumlah kasusnya mendekati kondisi awal pandemi Covid-19 pada dua tahun lalu.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Austria Belum Mau Kendorkan Aturan
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.