Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Afghanistan Memburuk, Taliban Terpaksa Bayar Buruh Pakai Gandum

Reporter

image-gnews
Seorang pria Afghanistan menghitung uangnya setelah mata uang Afghanistan menghadapi devaluasi di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Seorang pria Afghanistan menghitung uangnya setelah mata uang Afghanistan menghadapi devaluasi di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis ekonomi Afghanistan yang semakin parah dan persediaan uang yang menipis telah memaksa Taliban membayar buruh dengan gandum.

Bagi buruh harian Kabul, Khan Ali, yang berjuang untuk menghidupi enam anggota keluarganya sejak kehilangan pekerjaan sebagai pedagang pasar, hidup menjadi begitu sulit sehingga dia menerima tawaran dari pemerintah Taliban yang kekurangan uang untuk membayarnya dengan gandum daripada mata uang afghani.

"Untuk saat ini ini bagus, setidaknya kami tidak akan mati kelaparan," kata pria berusia 43 tahun itu kepada Reuters, dikutip 28 Oktober 2021.

PBB memperkirakan hanya 5% rumah tangga Afghanistan yang bisa makan secara teratur. Pemerintah memberi 10 kg gandum yang tidak digiling sehari untuk menggaji pekerja yang mengelola sistem air dan drainase kota.

"Tentu saja tidak cukup, tetapi dalam situasi ini di mana semua orang Afghanistan mengeluh tentang kurangnya pekerjaan dan kemiskinan, ini bagus," kata Ali, mantan pedagang pasar yang terpaksa menjual gerobak yang dia gunakan di pasar utama Kabul ketika krisis ekonomi semakin parah.

Bantuan internasional sebagian besar telah hilang setelah penarikan pasukan asing dan kemenangan Taliban pada Agustus. Antrean panjang terlihat di luar bank-bank Afghanistan.

Bagi mereka yang memiliki rekening bank dan uang, penarikan tunai telah dijatah menjadi 20.000 afghani atau US$200 (Rp2,8 juta) seminggu untuk membantu mengelola persediaan uang yang semakin menipis.

"Tidak ada harapan besar yang tersisa untuk hidup di Afghanistan," kata warga lain bernama Abdul, yang juga mendapatkan pekerjaan yang dibayar dengan gandum tetapi memilih untuk tidak menyebutkan nama lengkapnya.

"Bagaimanapun dunia kita hancur, sekarang yang tersisa bagi kita hanyalah bertahan hidup," katanya pasrah.

Meskipun dia memiliki sedikit kepercayaan pada kemampuan pemerintah Taliban untuk menguasai krisis, dia juga menganggap dirinya di antara orang-orang yang beruntung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ada ribuan seperti saya, menunggu kesempatan untuk memiliki pekerjaan yang saya miliki ini," katanya.

"Kemiskinan, pengangguran, dan keputusasaan telah memukul rakyat kami dengan keras. Tuhan tahu apa yang akan terjadi, saya pikir hari-hari yang sangat sulit akan datang."

Melewati sistem keuangan yang hampir runtuh, para pejabat pada Ahad mengumumkan program pekerjaan umum di mana 66.000 ton gandum akan didistribusikan kepada buruh yang mengisi 44.000 pekerjaan atau 44.000 buruh.

Sebagian besar pekerjaan akan melibatkan membangun pertahanan terhadap banjir bandang yang melanda Kabul di musim hujan, dan menggali parit untuk menyalurkan air ke muka air tanah yang sangat menipis.

Negara-negara tetangga telah menyumbangkan ribuan ton gandum untuk membantu Afghanistan menangani krisis kemanusiaan, tetapi penggunaan gandum sebagai alat pembayaran menandai betapa parah tingkat kehancuran ekonomi.

Sekitar US$9 miliar (Rp127 triliun) cadangan bank sentral Afghanistan dibekukan di luar negeri dan penyeberangan perdagangan utama telah diblokir selama berminggu-minggu, menghancurkan ekspor dan menghilangkan jutaan dolar pendapatan bea cukai dari pemerintah.

Baca juga: Sedih, Orangtua di Afghanistan Jual Bayi Rp 7 Juta Agar Bisa Makan

REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

3 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

9 hari lalu

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berbicara dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.


Rupiah Kian Melemah, Pengamat Soroti Imbasnya terhadap Kenaikan Harga Impor

12 hari lalu

Ilustrasi uang rupiah. Shutterstock
Rupiah Kian Melemah, Pengamat Soroti Imbasnya terhadap Kenaikan Harga Impor

Hampir tidak ada sentimen positif yang dapat mendukung penguatan rupiah.


ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

31 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.


Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

49 hari lalu

Ekspresi seorang anak saat diteteskan vaksin polio dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskesmas Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah, Senin 15 Januari 2024. Kementerian Kesehatan menggelar Sub PIN Polio 2024 secara serentak di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY dengan putaran pertama di bulan Januari dan putaran kedua pada Februari mendatang sebagai upaya menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan


Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

50 hari lalu

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi memeriksa sebuah bangunan saat mencari militan ISIS saat bentrokan di luar penjara di Hasaka, Suriah 22 Januari 2022. Militan ISIS meledakkan bom mobil di dekat gerbang penjara yang membantu puluhan narapidana melarikan diri ke distrik Ghweiran al-Hasaka. North Press Agency Digital/Handout via REUTERS
Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah


15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

54 hari lalu

Kendaraan yang tertutup salju di jalan, menyusul badai musim dingin yang melanda wilayah tersebut, di Buffalo, New York, AS 25 Desember 2022. New York mengalami badai salju terburuk dalam 45 tahun yang membuat pengendara terdampar di dalam mobil dan menewaskan sedikitnya 13 orang. Instagram/Jason Murawski Jr/via REUTERS
15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.


Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

58 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.


Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Tentara Taliban berjaga-jaga pada upacara peringatan kedua pengambilalihan Kabul oleh Taliban di Kabul, Afghanistan, 15 Agustus 2023. REUTERS/Ali Khara
Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.


Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dokumentasi Kementerian Luar Negeri RI
Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.