TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan anak kembali terjadi di Afghanistan. Seorang bayi perempuan dijual US$ 500 atau Rp 7 juta oleh orangtuanya. Uang tersebut digunakan untuk memberi makan saudara-saudara sang bayi yang kelaparan.
Keluarga Afghanistan yang kelaparan dan putus asa menjual anak-anak mereka untuk mendapatkan uang. Ekonomi Afghanistan kian rapuh setelah Taliban menguasai negara tersebut pada Agustus lalu.
Baca Juga:
Dikutip dari Daily Mail, wartawan BBC Yogita Limaye melakukan perjalanan ke sebuah desa di luar Herat. Ia mewawancarai seorang ibu yang menjual bayi perempuannya seharga $500 untuk membeli makanan anak-anaknya yang lain.
Pembeli bayi perempuan tersebut adalah seorang pria yang tidak disebutkan namanya. Ia ingin membesarkan bayi itu dan suatu saat akan dinikahkan dengan putranya. Namun tak ada jaminan bahwa rencana itu benar-benar akan dilaksanakan.
Si pembeli membayar uang muka sebesar US$ 250. Uang muka tersebut cukup untuk membeli makan satu keluarga selama beberapa bulan.
Sisa uang akan dibayarkan saat si bayi sudah bisa berjalan. "Anak-anak saya yang lain yang lebih besar sekarat sehingga kami harus menjual putri saya," kata ibu dari anak itu. "Bagaimana aku tidak sedih? Dia adalah anak saya. Saya berharap saya tidak harus menjual putri saya."
Afghanistan dilanda krisis pangan yang parah. Selain itu negara yang kini dikuasai Taliban tersebut juga kekurangan obat-obatan menjelang musim dingin.
Perserikatan Bangsa-bangsa telah mengingatkan krisis kemanusiaan parah yang terjadi di Afghanistan. Jutaan warga termasuk anak-anak bisa mati kelaparan dan Afghanistan berada di ambang kehancuran. PBB juga telah meminta agar dana Afghanistan yang dibekukan bisa dicairkan untuk bantuan kemanusiaan.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley mengatakan lebih 22,8 juta orang atau lebih dari setengah penduduk Afghanistan, sedang menghadapi kerawanan pangan akut. Jumlahnya melonjak pesat dibandingan dua bulan lalu yaitu 14 juta orang.
"Anak-anak akan mati, orang-orang kelaparan. Keadaan akan menjadi jauh lebih buruk," katanya di Dubai, seperti dikutip dari Reuters.
Badan Pangan PBB membutuhkan hingga US$ 220 juta per bulan untuk memberi makan sebagian dari 23 juta orang penduduk Afghanistan yang dilanda kelaparan. Banyak warga Afghanistan menjual harta benda untuk membeli makanan.
Baca: PBB Ingatkan Afghanistan Nyaris Hancur: Anak-anak Akan Mati Kelaparan
DAILY MAIL | ASSOCIATED PRESS | REUTERS | BUSINESS INSIDER
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.