Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Nuklir Nyaris Terjadi 59 Tahun Lalu, Apa dan Siapa Pemicunya?

Reporter

image-gnews
Mantan Presiden  Amerika John F. Kennedy, saat berada diruang kerjanya di Gedung Putih, Washington, 11 Juni 1963. Presiden Donald Trump menyatakan akan mengizinkan dokumen rahasia negara mengenai pembunuhan Presiden John F. Kennedy (JFK) pada 1963 dibuka ke publik untuk pertama kalinya. AFP PHOTO/HO/JFK LIBRARY
Mantan Presiden Amerika John F. Kennedy, saat berada diruang kerjanya di Gedung Putih, Washington, 11 Juni 1963. Presiden Donald Trump menyatakan akan mengizinkan dokumen rahasia negara mengenai pembunuhan Presiden John F. Kennedy (JFK) pada 1963 dibuka ke publik untuk pertama kalinya. AFP PHOTO/HO/JFK LIBRARY
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis Rudal Kuba adalah salah satu peristiwa paling menakutkan dalam Perang Dingin. Selama tiga belas hari di bulan Oktober 1962, dunia menunggu, sepertinya di ambang perang nuklir, dan mengharapkan resolusi perdamaian untuk Krisis Rudal Kuba.

Berdasarkan jfklibrary.org, hal ini bermula ketika sebuah pesawat mata-mata U-2 Amerika Serikat diam-diam memotret situs rudal nuklir yang sedang dibangun oleh Uni Soviet di pulau Kuba. Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy tidak ingin Uni Soviet dan Kuba mengetahui bahwa dia telah menemukan misil tersebut.

Dengan hal ini presiden yang akrab disapa JFK tersebut melakukan pertemuan dengan penasihat militer, politik, dan diplomatik seniornya untuk membahas perkembangan yang tidak menyenangkan. Kelompok ini kemudian dikenal sebagai ExComm, kependekan dari Executive Committee.

Setelah melakukan berbagai pertemuan, Kennedy memutuskan untuk menempatkan blokade laut, atau cincin kapal, di sekitar Kuba. Tujuan dari "karantina" ini, begitu dia menyebutnya, adalah untuk mencegah Soviet membawa lebih banyak pasokan militer. Dia menuntut penghapusan rudal yang sudah ada di sana dan penghancuran situs. Pada 22 Oktober, Presiden Kennedy berbicara kepada bangsa tentang krisis dalam pidato yang disiarkan televisi.

Berdsarkan history.com, dalam pidato televisi 18 menit, JFK mengejutkan orang Amerika Serikat dengan mengungkapkan “bukti yang tidak salah lagi” dari ancaman rudal, dan mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan mencegah kapal yang membawa senjata mencapai Kuba, sambil menuntut agar Soviet menarik rudal mereka.

JFK juga menuliskan surat untuk pimpinan Uni Soviet, Nikita Khrushchev melalui Duta Besar AS untuk Uni Soviet Foy Kohler. Adapun isi surat tersebut yaitu, “Satu hal yang paling mengkhawatirkan saya adalah kemungkinan bahwa pemerintah Anda tidak akan memahami dengan benar keinginan dan tekad Amerika Serikat dalam situasi apa pun, karena saya tidak berasumsi bahwa Anda atau orang waras mana pun akan, di era nuklir ini, dengan sengaja menjerumuskan dunia ke dalam perang yang sangat jelas tidak ada negara yang bisa menang dan yang hanya bisa mengakibatkan konsekuensi bencana bagi seluruh dunia, termasuk agresornya.”

Masih dari kanal John F. Kennedy Presidentially Library and Museum, kedua pemimpin negara adidaya ini memiliki kesapakatan lain yaitu, Amerika Serikat juga setuju untuk menghapus rudal nuklirnya dari Turki. Meskipun Soviet memindahkan misil mereka dari Kuba, mereka meningkatkan pembangunan persenjataan militer mereka; krisis rudal telah berakhir, perlombaan senjata belum.

Pada 28 Oktober, Khrushchev mengumumkan niat pemerintahnya untuk membongkar dan memindahkan semua senjata ofensif Uni Soviet di Kuba. Dengan ditayangkannya pesan publik di Radio Moskow, Uni Soviet menegaskan kesediaannya untuk melanjutkan solusi yang diajukan secara diam-diam oleh Amerika Serikat sehari sebelumnya. Pada sore hari, teknisi Soviet mulai membongkar situs rudal, dan dunia mundur dari ambang perang nuklir.

GERIN RIO PRANATA

Baca: Ahli: Perubahan Iklim Akibat Perang Nuklir Ancam pangan dan Kesehatan Manusia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

10 jam lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

12 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

13 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan melalui panggilan konferensi video di Moskow, Rusia, 9 September 2022. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/File Photo
Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.


Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

17 jam lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

19 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

20 jam lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024


AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

1 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.