TEMPO.CO, Jakarta - Israel berhasil keluar dari gelombang keempat Covid-19 berkat pemberian vaksinasi booster, paspor vaksin dan kewajiban mengenakan masker.
Meski termasuk negara dengan angka vaksinasi Covid-19 dosis lengkap tertinggi di dunia, Juni 2021 Israel dihantam gelombang penularan virus corona varian Delta.
Alih-alih memberlakukan lockdown, pemerintah Israel mengandalkan dosis booster ketiga vaksin Pfizer-BioNTech untuk warga berusia 12 tahun ke atas, mewajibkan pemakaian masker dan menerapkan "Green Pass" semacam sertifikat vaksin, secara paksa.
Jika tidak punya sertifikat vaksin, warga harus menunjukkan bukti pemulihan dari penyakit atau tes negatif untuk virus bila akan masuk restoran dan tempat lain, bahkan untuk anak-anak.
Sejak memuncak pada awal September, infeksi harian di Israel telah turun lebih dari 80 persen, dengan kasus parah hampir setengahnya.
"Hari demi hari kita memecahkan gelombang Delta," kata Perdana Menteri Naftali Bennett pada Selasa, 12 Oktober 2021, seperti dikutip Reuters.
Ia mengatakan, kebijakan pemerintah untuk "manajemen yang dekat, cerdas, dan fleksibel telah memungkinkan kehidupan bersama virus corona."
Strategi "Hidup dengan Covid" Israel, yang bukannya tanpa biaya atau kontroversi, telah membuat sekolah dan ekonomi tetap terbuka.
Kementerian Kesehatan Israel pada hari Kamis mempresentasikan data keamanan dan efektivitas terbaru dari kampanye penggunaan booster kepada panel penasihat Badan Obat dan Makanan AS FDA, yang sedang mempertimbangkan otorisasi suntikan booster tambahan.
Data menunjukkan bahwa di antara warga di atas 60 tahun - kelompok pertama yang menerima booster - infeksi mulai menurun dengan cepat sekitar dua minggu setelah dosis ketiga diberikan, sementara masih meningkat di antara kelompok usia lainnya.
Analisis data oleh Doron Gazit dan Yinon Ashkenazy dari tim pemantau COVID -19 Universitas Ibrani menunjukkan tingkat reproduksi virus atau kemampuan untuk menyebar, mulai turun tajam di antara setiap kelompok usia setelah suntikan ketiga.
Dua bulan memasuki gelombang Delta, orang yang divaksinasi berusia di atas 60 tahun merupakan lebih dari setengah kasus Covid-19 yang parah. Mayoritas warga berusia di atas 70 tahun berisiko lebih tinggi tertular.
Sebanyak 75 persen penderita infeksi parah adalah mereka yang tidak divaksin, sedangkan sisanya adalah penerima dosis kedua atau ketiga.
Dosis ketiga sejauh ini efektif mencegah terjadinya infeksi parah di antara orang yang divaksinasi berusia 40 tahun ke atas, menurut kementerian kesehatan.
Ada lebih sedikit data yang tersedia untuk remaja dan dewasa muda. Namun, kementerian mengatakan temuannya sejauh ini menunjukkan bahwa dosis ketiga tidak meningkatkan risiko miokarditis, peradangan jantung yang langka, pada orang yang lebih muda.