TEMPO.CO, Jakarta - Prancis akan meluncurkan kampanye untuk penghapusan hukuman mati di seluruh dunia sebagai bagian dari kepresidenan Uni Eropa yang akan datang, Presiden Emmanuel Macron mengatakan pada Sabtu.
Sebuah konferensi akan diadakan di Paris untuk mengumpulkan kelompok masyarakat sipil dari negara-negara di mana hukuman mati digunakan atau ditangguhkan, kata Macron dalam pidato untuk menandai peringatan 40 tahun penghapusan hukuman oleh Prancis, dikutip dari Reuters, 9 Oktober 2021.
Prancis, yang akan memegang jabatan presiden bergilir Dewan Uni Eropa pada paruh pertama tahun 2022, juga akan bekerja dengan negara-negara anggota lainnya menuju resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengharuskan negara-negara untuk melaporkan setiap tahun jumlah hukuman mati yang diberikan dan eksekusi yang dilakukan, katanya.
Macron berbicara bersama Robert Badinter, menteri kehakiman mendiang Presiden Francois Mitterrand yang mengarahkan penghapusan hukuman mati melalui parlemen Prancis pada 1981.
Prancis adalah negara ke-35 di dunia yang melarang hukuman mati. Penghapusan lebih lanjut dan moratorium sejak saat itu berarti bahwa sebagian besar negara tidak lagi menggunakan hukuman tersebut, meskipun beberapa negara besar termasuk Cina, Iran dan Amerika Serikat masih mempertahankannya.
Di Prancis, publik tetap terbagi tajam dalam masalah ini, menurut jajak pendapat, dan komentator sayap kanan Eric Zemmour yang telah masuk ke dalam pertarungan untuk pemilihan presiden tahun depan mengatakan dia mendukung hukuman mati pada prinsipnya.
Baca juga: Negara-negara yang Menerapkan Hukuman Mati Bagi Koruptor
REUTERS