TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Moskow, Rusia pada 3 Oktober 2021 menyelenggarakan acara resepsi peringatan Hari Batik Nasional Indonesia. Acara tersebut diantaranya diisi fashion show kain batik dan Tarian.
“Saya terpesona dengan kekayaan budaya Indonesia, khususnya terkait batik, mulai dari kain batik yang dipamerkan, penampilan para penari warga Rusia saat fashion dance batik Indonesia dengan iringan musik yang sangat keren,” kata Ekaterina Shchukina Viktorovna, mahasiswi jurusan Hukum Internasional di Universitas MGIMO, Rusia.
KBRI Mosko dalam keterangan menjelaskan puncak resepsi peringatan Hari Batik Nasional Indonesia ditandai dengan pertunjukan budaya, yakni fashion dance, bertema batik Indonesia. Pertunjukan ini hasil kolaborasi sanggar tari binaan KBRI Moskow, “Kirana Nusantara Dance” (KND), dengan musisi Anon Suneko dari Omah Gamelan Yogyakarta, yang juga dosen ISI Yogyakarta.
Pertunjukan fashion dance merupakan medley antara fashion show kain batik dengan Tari Batik yang menggambarkan keindahan proses membatik dalam tradisi budaya Jawa. Para penari dalam Tari Batik ini seluruhnya adalah warga negara Rusia.
“Pameran dan workshop batik yang telah berlangsung selama sebulan di Moskow ini (3 September - 3 Oktober 2021), diharapkan menjadi langkah baik untuk terus memperkenalkan tradisi dan keindahan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia kepada masyarakat Rusia,” kata Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares.
Tamu dan jurnalis yang hadir memberikan tanggapan positif atas pameran Batik ini. ujar Muhammad Khaled, jurnalis Russia Today (Arabic) mengaku tahu tentang batik Indonesia, tetapi baru pertama kali ini melihat secara langsung keragaman warna, motif dan proses pembuatan batik Indonesia, yang baginya unik dan mengagumkan.
Sebelumnya, setiap Sabtu selama September 2021, KBRI Moskow mengadakan workshop “Ayo Membatik”. Workshop membatik terdiri dari dua kelas yaitu membatik klasik di atas medium kain dan membatik kontemporer dengan melukis motif batik di atas kayu. Sebanyak 52 warga Rusia dan peserta internasional lainnya mengikuti workshop yang difasilitasi dua orang tutor warga negara Rusia yang merupakan alumni penerima beasiswa Darmasiswa Republik Indonesia dan sempat mempelajari batik di salah satu universitas di Indonesia.
Baca juga: Jacob Bolotin, Tunanetra Pertama yang Berprofesi sebagai Dokter