TEMPO.CO, Jakarta - Inggris terancam krisis daging babi akibat kurangnya pekerja rumah potong hewan di negara tersebut. Menurut para peternak, sekitar 150 ribu babi di peternakan Inggris terlantar dan dikhawatirkan akan dimusnahkan secara massal akibat sulitnya mendapatkan pekerja.
Sejumlah pekerja dari Eropa timur mengungsi setelah dibukanya kembali lockdown Covid-19 di Inggris. Akibatnya banyak peternak babi berjuang untuk bertahan hidup karena tak adanya pekerja. Mereka mendesak para pengecer tidak beralih ke daging babi dari Uni Eropa yang lebih murah.
Asosiasi Babi Nasional mengatakan industri menaikkan upah dan berusaha meningkatkan pelatihan serta otomatisasi setelah pandemi covid-19. Ketiga faktor itu dikombinasikan dengan aturan imigrasi baru pasca-Brexit Inggris yang memukul industri yang berjuang untuk mendapatkan tenaga kerja.
Di sisi lain para peternak kekurangan tukang potong sehingga sekitar 150.000 ekor babi terlantar. Babi-babi ini seharusnya sudah disembelih namun kini masih di peternakan.
Asosiasi mendesak pemerintah melonggarkan aturan imigrasi selama 6-9 bulan untuk mengatasi dampak negatif terhadap industri. Namun negosiasi dengan pemerintah menemui jalan buntu.
"Saya menerima telepon dari petani di seluruh Inggris yang memiliki terlalu banyak babi di peternakan mereka," ujar Rob Mutimer, ketua asosiasi dan seorang petani di Norfolk, kepada Reuters.
Dia melanjutkan, usai Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa, industri peternakan telah menduga bakal kehilangan tenaga kerja. Apalagi peraturan pelonggaran Covid-19 mendorong banyak tenaga kerja ke luar Inggris setelah tertahan sebelumnya selama 18 bulan terakhir.
"Kami perlu melatih orang Inggris dan ada otomatisasi. Harus ada investasi besar-besaran ke sektor ini untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing."
Selain daging babi, Inggris juga sedang didera krisis bahan bakar minyak. Lebih dari dua ribu pom bensin di Inggris pada Kamis, 30 September 2021, tidak memiliki bahan bakar karena kekurangan tenaga sopir truk yang mengantarkan BBM. Kondisi ini berdampak pada gangguan pengiriman obat-obatan.
Pekan ini kondisi Inggris diselimuti kekacauan yang terjadi di sejumlah pom bensin. Orang-orang mengisi bahan bakar dengan botol bekas air mineral.
Otoritas Inggris pada Rabu, 29 September 2021, meyakinkan krisis ini sudah terselesaikan karena tentara sudah dikerahkan untuk menjadi sopir truk bahan bakar sementara waktu.
Baca juga: Krisis BBM di Inggris Berlanjut, PM Johnson: Situasi Membaik
REUTERS