TEMPO.CO, Jakarta - Senat Amerika Serikat pada Kamis, 30 September 2021, mencecar Facebook Inc dan menuntut agar perusahaan media sosial tersebut memberikan perlindungan lebih baik pada pengguna muda di aplikasi-aplikasinya.
Sorotan dari anggota Senat Amerika Serikat itu tercetus setelah diketahui Facebook mengetahui bagaimana Instragram menyakiti kesehatan mental remaja-remaja. Sebelumnya pada awal September 2021 lalu, surat kabar Wall Street Journal mempublikasi pemberitaan bagaimana Facebook mengetahui kalau Instragram telah menyebabkan sejumlah remaja perempuan tidak percaya diri dengan foto mereka.
Kritikan Senat itu disampaikan dalam sidang subkomite perlindungan konsumen menyusul rencana Facebook pada pekan ini menerbitkan Instagram Kids, yang dikhususkan untuk anak-anak.
Antigone Davis, Kepala bidang keamanan Facebook, dalam sidang tersebut membantah pandangan komite Senat Amerika Serikat dan pemberitaan Wall Street Journal. Davis mengatakan Facebook sedang melakukan studi internal, yang ini bagian dari upaya agar lebih transparan atas temuan-temuan.
“Penelitian ini adalah sebuah bom. Ini adalah bukti kuat, yang menakutkan bahwa Facebook tahu dampak buruk situs tersebut pada anak-anak dan Facebook telah menyembunyikan fakta serta temuan tersebut,” kata anggota Senat Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Richard Blumenthal.
Senat Amerika Serikat dalam kesempatan itu, menekan Davis untuk sejumlah permasalahan, salah satunya pengumpulan data pengguna Facebook usia di bawah 13 tahun. Facebook memandang pengguna di kelompok usia ini akan bertumbuh, namun Facebook juga harus tahu apakah Instagram bisa membuat sejumlah anak mempertimbangkan bunuh diri.
Menjawab pertanyaan itu, Davis menekankan anak-anak usia di bawah 13 tahun tidak diperkenankan untuk menggunakan Facebook. Dia juga mengungkap, hasil penelitian Facebook menemukan keterkaitan bunuh diri dengan Instagram hanya 0,5 persen. Angka itu lebih rendah dari yang dilaporkan Wall Street Journal.
Baca juga: Senat AS Periksa Efek Beracun Facebook pada Anak Muda
Sumber: Reuters