Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

20 Staf WHO Diduga Perkosa Gadis-gadis Kongo, Korban Dipecat Bila Menolak

Reporter

image-gnews
Seorang perawat membawa bayi yang dicurigai terinfeksi virus Ebola di rumah sakit di Oicha, Provinsi Kivu Utara Republik Demokratik Kongo, 6 Desember 2018. Virus ebola yang menyebabkan pendarahan parah, kegagalan organ, dan dapat menyebabkan kematian. REUTERS/Goran Tomasevic
Seorang perawat membawa bayi yang dicurigai terinfeksi virus Ebola di rumah sakit di Oicha, Provinsi Kivu Utara Republik Demokratik Kongo, 6 Desember 2018. Virus ebola yang menyebabkan pendarahan parah, kegagalan organ, dan dapat menyebabkan kematian. REUTERS/Goran Tomasevic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 80 relawan yang dipekerjakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO terlibat dalam insiden pelecehan dan eksploitasi seksual selama krisis Ebola di Republik Demokratik Kongo. Temuan itu berdasarkan penyelidikan oleh Thomson Reuters Foundation dan The New Humanitarian selama 2018-2020.

Dalam laporannya, lebih dari 50 wanita menuduh pekerja bantuan dari WHO dan badan amal lainnya menuntut barter seks yang ditukar dengan imbalan pekerjaan.

Komisi independen menemukan bahwa 21 dari 83 tersangka pelaku dipekerjakan oleh WHO. Pelanggaran yang dilakukan termasuk sembilan tuduhan pemerkosaan dilakukan oleh staf nasional dan internasional.

"Para korban diduga dijanjikan pekerjaan sebagai imbalan hubungan seksual atau untuk mempertahankan pekerjaan mereka," kata anggota komisi Malick Coulibaly dalam konferensi pers kemarin.

Banyak dari pelaku laki-laki menolak menggunakan kondom. Akibatnya 29 dari perempuan hamil dan beberapa dipaksa untuk menggugurkan kandungan oleh pelaku.

Dalam laporan tersebut, korban termuda adalah gadis 14 tahun bernama Jolianne. Ia mengatakan kepada komisi sedang menjual kartu isi ulang telepon di pinggir jalan pada April 2019 di Mangina.

Saat itu seorang pengemudi WHO menawarinya tumpangan pulang. Bukannya mengantar ke rumah, si pengemudi membawanya ke hotel. Pelaku memperkosanya hingga gadis remaja itu melahirkan seorang anak.

Beberapa wanita yang bekerja untuk proyek bersama WHO itu mengatakan mereka dilecehkan secara seksual oleh pria yang menjabat sebagai pengawas. Pelaku memaksa mereka berhubungan seks agar korban bisa terus bekerja, mendapatkan upah atau mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa mengatakan mereka telah dipecat karena menolak berhubungan seks. Sementara korban lainnya tidak mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan bahkan setelah melakukan hubungan seksual.

Penanganan wabah ebola di Kongo berakhir setelah dua tahun dengan korban tewas lebih dari 2.200 orang. Kongo dan lembaga bantuan lainnya berjanji untuk menyelidiki insiden seks.

Sedangkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam keras peristiwa memalukan di Kongo ini. Dia berjanji tidak menoleransi pelecehan seksual dan meminta maaf kepada para korban.

"Itu tidak bisa dimaafkan. Prioritas utama saya adalah memastikan bahwa para pelaku tidak dimaafkan tetapi dimintai pertanggungjawaban," katanya. Ghebreyesus berjanji akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Baca: WHO Minta Negara-negara Kaya Tahan Vaksinasi COVID-19 Dosis Ketiga Hingga 2022

REUTERS | CNN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

4 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.


PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

4 hari lalu

Sejumlah warga melakukan salat jenazah pada warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Santriwati Kabur

4 hari lalu

Ilustrasi pencabulan. Shutterstock
Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Santriwati Kabur

Pimpinan Ponpes di Lombok Barat menghilang setelah pondok pesantrennya dirusak massa karena marah atas kasus pelecehan seksual.


Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

5 hari lalu

Tentara Jepang melakukan operasi penyelamatan di sebuah rumah yang runtuh akibat gempa bumi di Suzu, prefektur Ishikawa, Jepang, 3 Januari 2024.  Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang/HANDOUT via REUTERS A
Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.


153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

7 hari lalu

Seorang pria berjalan di jalan berlumpur, pasca banjir menyusul hujan lebat, di desa Kar Kar, provinsi Baghlan, Afghanistan 11 Mei 2024. REUTERS/Sayed Hassib
153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

9 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

11 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

12 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

14 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden