TEMPO.CO, Jakarta - Seorang kasir di sebuah pom bensin tewas di tembak konsumen yang marah setelah diminta mematuhi aturan agar menggunakan masker. Kejadian ini membuat politikus Jerman kaget dan menegaskan mereka yang menggunakan kekerasan tidak akan bisa ditolelir.
Kejadian penembakan ini terjadi pada Sabtu sore, 18 September 2021 di wilayah barat kota Idar-Oberstein. Sebelum ditembak mati, kasir, 20 tahun dan seorang konsumen laki-laki, 49 tahun, adu mulut soal penggunaan masker demi mencegah wabah virus corona.
Albrecht Broemme, manajer proyek pusat vaksinasi dan ketua Badan Federal untuk Bantuan Teknis (THW), menunjukkan gambar model pusat vaksinasi di Arena Berlin, untuk mempersiapkan program vaksinasi virus corona nasional pada Desember mendatang, Berlin, Jerman, 21 November 2020.[REUTERS]
Kasir meminta pada konsumen yang ingin membeli bir agar mematuhi aturan dan menggunakan masker. Konsumen yang jengkel itu, meninggalkan petugas kasir di pom bensin tersebut dan kembali lagi samba menggunakan masker. Hanya saja maskernya dipelorotkan ke dagu.
Baca Juga:
Laki-laki itu, kembali kena tegur kasih tersebut, yang memintanya agar mematuhi aturan.
“Pelaku lalu menarik sebuah senjata dan menembak kasir itu tepat di kepala bagian depannya. Korban jatuh ke lantai dan tewas ditempat,” kata Jaksa penuntut, Kai Fuhrmann.
Kejadian penembakan ini menjadi headlines surat kabar di Jerman dan telah menjadi kasus pertama yang terkait dengan larangan yang diberlakukan selama pandemi Covid-19. Pelaku penembakan telah menyerahkan diri tak lama setelah kejadian.
Pelaku beralasan, kebijakan soal Covid-19 telah membuatnya stres. Pelaku sekarang sudah ditahan.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi sepekan sebelum pemilu federal, dimana kelompok sayap kanan AfD mencoba merayu pemilih yang anti-lockdown dan anti-vaksin. Partai AfD mendapatkan 11 persen suara dalam sejumlah jajak pendapat atau menjadi tempat bagi mereka yang menyangkal keberadaan virus corona.
Baca juga: Safety Riding Sepeda Motor, 6 Perlengkapan Wajib Digunakan Tak Cuma Modal Helm
Sumber: Reuters