TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi pada Minggu, 12 September 2021, mengutarakan kekhawatiran atas dugaan penyiksaan pada seorang relawan warga negara Arab Saudi yang ada di sebuah pusat penahanan di Arab Saudi.
Relawan itu adalah Abdulrahman al-Sadhan, yang ditahan oleh otoritas Arab Saudi pada Maret 2018. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyebut, dia dilaporkan divonis 20 tahun penjara dan larangan melakukan perjalanan selama 20 tahun. Al-Sadhan dicokok saat dia sedang bekerja di kantornya di Bulan Sabit Merah di Ibu Kota Riyadh.
“Kekhawatiran mendalam terhadap tuduhan-tuduhan adanya penyiksaan di tempat penahanan terhadap relawan Abdulrahman al-Sadhan. Hukuman yang diterima al-Sadhan melanjutkan serangan Arab Saudi terhadap kebebasan berekspresi,” kata Pelosi.
Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan Dewan Perwakilan Rakyat akan meluncurkan penyelidikan formal untuk menyelidiki apakah akan memakzulkan Presiden AS Donald Trump setelah pertemuan tertutup fraksi DPR Demokrat di Gedung Kongres AS di Washington, AS, 24 September 2019. [REUTERS / Kevin Lamarque]
Di tempat terpisah, kakak perempuan al-Sadhan mengatakan kondisi kesehatan adiknya sekarang semakin memburuk.
“Kami sangat khawatir dengan keselamatan dan kesehatan abang saya, yang memburuk karena penyiksaan di penjara Arab Saudi. Kami sudah sepenuhnya hilang kontak dengannnya,” kata Areej al-Sadhan, keluarga al-Sadhan.
Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington belum mau memberikan tanggapan atas kasus ini. Dalam pernyataan pada April 2021 lalu, sebuah LSM bernama MENA Rights Group menyebut al-Sadhan dibawa ke persidangan atas tuduhan menjalankan dua akun Twitter satir, dugaan telah mendanai terorisme, mendukung atau bersimpati pada kelompok ISIS dan mempersiapkan atau mengirim pesan yang bisa mengganggu ketertiban umum dan nilai-nilai agama.
Baca juga: Dua Anggota DPR AS Kunjungi Afghanistan Saat Situasi Genting, Untuk Apa?
Sumber: Reuters