TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Taliban melepaskan tembakan ke udara pada Selasa, 7 September 2021 untuk membubarkan pengunjuk rasa di Kabul, Afghanistan. Menurut saksi mata dan video yang beredar, sejumlah orang berlarian untuk melarikan diri dari tembakan. Tak ada korban cedera atau tewas dalam peristiwa tersebut.
Ratusan pengunjuk rasa pria dan wanita meneriakkan slogan-slogan seperti "Hidup perlawanan," dan "Matilah Pakistan." Mereka berbaris di jalan-jalan untuk memprotes Taliban di Afghanistan, yang disebut merupakan campur tangan negara tetangga Pakistan.
"Pemerintah Islam menembaki orang-orang miskin kami," kata seorang wanita yang panik di jalan di tengah suara tembakan dalam klip video berita televisi Iran. "Orang-orang ini (Taliban) sangat tidak adil, mereka sama sekali bukan manusia."
Sejak Taliban berkuasa kembali di Afghanistan pada Agustus lalu, gelombang unjuk rasa terus terjadi. Pada Jumat pekan lalu, sekelompok aktivis perempuan Afghanistan menggelar protes kecil di Kabul. Mereka menyerukan persamaan hak dan partisipasi penuh dalam kehidupan politik.
Meski keselamatan terancam karena Taliban yang saat ini menguasai Afghanistan melarang perempuan beraktifitas termasuk bekerja dan sekolah, kelompok Jaringan Partisipasi Politik Perempuan berbaris di jalan di depan Kementerian Keuangan Afghanistan, meneriakkan slogan sambil mengacungkan poster menuntut keterlibatan perempuan dalam pemerintah.
Sehari sebelum demonstrasi di Kabul, terjadi unjuk rasa di kota Herat, Afghanistan barat. Perempuan dalam protes itu memegang poster besar yang bertuliskan, "Tidak ada pemerintahan yang bisa bertahan lama tanpa dukungan perempuan. Tuntutan kami: Hak atas pendidikan dan hak untuk bekerja di semua bidang."
Bulan lalu, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan perempuan tidak boleh pergi bekerja untuk keselamatan mereka sendiri, merusak upaya kelompok itu untuk meyakinkan pengamat internasional bahwa kelompok itu akan lebih toleran terhadap perempuan daripada ketika mereka terakhir berkuasa.
Baca: Wanita Afghanistan Nekat Demo Meski Ada Ancaman Taliban
REUTERS | CNN