TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan orang yang merupakan satu keluarga tewas dalam serangan pesawat tanpa awak atau drone oleh Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan. Serangan itu menargetkan tersangka pembom bunuh diri ISIS-K. Di antara korban tewas, enam adalah anak-anak.
Seorang kerabat korban mengatakan kepada wartawan lokal yang bekerja untuk CNN bahwa drone AS tersebut menargetkan menargetkan kendaraan di lingkungan perumahan Kabul. AS melakukan serangan udara defensif di Kabul yang menargetkan tersangka pembom bunuh diri ISIS-K di Bandara Hamid Karzai.
Korban tewas termuda adalah bocah perempuan berusia 2 tahun, menurut saudara laki-laki dari salah satu dari keluarga yang terbunuh. Saksi mengatakan bahwa korban adalah keluarga biasa. "Kami bukan ISIS atau Daesh, ini adalah rumah keluarga tempat saudara laki-laki saya tinggal," ujar saksi tersebut.
Tetangga dan saksi di lokasi serangan drone di Kabul mengatakan kepada CNN bahwa beberapa orang tewas, termasuk anak-anak. "Semua tetangga mencoba membantu dan membawa air untuk memadamkan api. Saya melihat ada lima atau enam orang tewas," kata seorang tetangga kepada CNN. "Ayah dari keluarga itu dan seorang anak laki-laki lainnya, mereka tewas. Mereka hancur berkeping-keping. Ada juga yang terluka."
Tetangga lain mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan sekitar 20 orang. "Tidak banyak yang tersisa dari rumah mereka dan tidak ada yang dapat dikenali, mereka hancur berkeping-keping."
Militer AS mengakui pada Minggu malam bahwa ada laporan warga sipil menjadi korban serangan drone. "Kami tahu bahwa ada ledakan kuat. Tidak jelas apa yang terjadi, kami sedang menyelidiki lebih lanjut," ujar Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS.
Serangan bom bunuh diri terjadi pada Kamis pekan lalu menjelang berakhirnya masa tenggat penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan. Sebanyak 13 tentara AS dan 170 orang lainnya menjadi korban tewas. ISIS-K mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Amerika Serikat balas menyerang dengan mengerahkan pesawat tak berawak drone pada Minggu. Serangan menargetkan kelompok teror ISIS-K.
Bilal Kareemi, juru bicara Taliban kepada CNN mengutuk serangan tersebut. Ia menyatakan tidak benar melakukan operasi di wilayah orang lain dan meminta AS memberi tahu Taliban. "Setiap kali AS melakukan operasi seperti itu, kami mengutuk mereka," katanya.
Baca: AS Kembali Lancarkan Serangan Drone, Hantam Bom Mobil yang Menuju Bandara Kabul
CNN