TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Minggu, 30 Agustus 2021, melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz di Kota Ramallah, Tepi Barat. Itu adalah pertemuan tingkat tinggi pertama antara Abbas dengan seorang menteri di Israel sejak negara Bintang Daud itu membentuk pemerintahan yang baru pada Juni 2021.
Dalam pertemuan itu, Gantz mengatakan pada Abbas bahwa Israel akan melakukan langkah-langkah untuk memperkuat perekonomian dengan Palestina.
“Keduanya juga membicarakan pembentukan situasi keamanan dan ekonomi di Tepi Barat dan Gaza. Keduanya setuju untuk melanjutkan komunikasi lebih lanjut pada isu-isu yang menjadi kekhawatiran kedua negara,” demikian keterangan Pemerintah Israel.
Beberapa pria berjalan di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, di Palestina, Kamis, 9 Agustus 2018. Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak Hamas menguasai Gaza pada 2007. AP
Menurut Hussein Al Sheikh, anggota Fatah Central Committee di pemerintahan Abbas, pembicaraan antara Abbas dan Gantz membahas berbagai aspek dalam hubungan Palestina dan Israel. Pada 2014, pembicaraan damai kedua negara mentok.
Sedangkan pada tahun lalu, Israel mengunci sejumlah kesepakatan dengan negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan. Upaya pemulihan hubungan itu, dibantu oleh Amerika Serikat.
Pemerintahan Israel yang baru, diisi oleh politikus dari sejumlah partai politik. Mulai dari sayap kiri sampai sayap tengah dan untuk pertama kalinya pula, masuk fraksi dari kubu Islamis.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang merupakan ketua sebuah partai ultranasionalis, menentang pendirian negara Palestina. Namun jika melihat susunan koalisi Israel saat ini, segala kebijakan yang sensitif soal konflik Israel – Palestina akan sulit diputuskan.
Baca juga: Israel Bekukan Kebijakan Pengiriman Vaksin COVID-19 ke Negara Lain
Sumber: Reuters