TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Israel mengizinkan penganut Yahudi untuk berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsa. Hal ini memicu kekhawatiran akan mengubah status quo situs yang dihormati tersebut.
Pemerintah Israel mengizinkan orang Yahudi untuk beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Masjid tersebut dikenal sebagai Temple Mount oleh umat Yahudi.
Dalam artikel yang diterbitkan pada hari Selasa, Times mengatakan Rabi Yehudah Glick menyiarkan secara langsung saat sedang berdoa di Masjid Al Aqsa.
Menurut Times, Glick, mantan anggota parlemen sayap kanan kelahiran AS, telah berupaya mengubah status quo Masji Al Aqsa selama beberapa dekade. Dia menyatakan upayanya itu sebagai kebebasan beragama.
Kompleks Masjid Al-Aqsa terletak di Kota Tua Yerusalem, dengan luas sekitar 35 hektare. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang panjang dan bermakna penting bagi tiga agama yaitu Islam, Yahudi, dan Kristen. Sebab itu UNESCO telah menetapkan Masjid Al-Aqsa sebagai salah satu cagar warisan dunia.
Dalam perang Timur Tengah pada 1967, Israel telah merebut kawasan Kota Yerusalem termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa. Hal ini memicu konflik berkepanjangan karena sejak 1980, Israel mengeluarkan putusan yang menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibukota resmi Israel.
Baca: Khatib Jumat Masjid Al-Aqsa Disoraki, Diduga Tak Singgung Hamas
AL JAZEERA