TEMPO.CO, Jakarta - Utusan Cina untuk PBB, Chen Xu, mengatakan bahwa Amerika dan sekutu militernya harus bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi di Afghanistan. Menurutnya, kekacauan itu tak akan terjadi misalkan Amerika tak melakukan operasi militernya di Afghanistan pasca peristiwa 9/11.
"Amerika, Inggris, Australia, dan negara-negara sekutunya harus bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang dilakukan oleh militernya di Afghanistan," ujar Chen Xu dalam sesi darurat di Dewan HAM PBB, dikutip dari Reuters, Selasa, 24 Agustus 2021.
Menurut Xu, pelanggaran yang dilakukan Amerika dan sekutunya adalah memaksakan model pemerintahannya pada negara yang memiliki kondisi geopolitik, sosio kultural, serta historis yang berbeda. Meski "pemaksaan" tersebut diklaim sebagai upaya demokrasi dan penegakan HAM, Xu menganggapnya sebagai langkah yang salah, sebuah intervensi.
Sebagaimana diketahui, Amerika memulai operasi militernya pada 2001 lalu, tak lama setelah insiden robohnya gedung WTC. Amerika menyebutnya sebagai War on Terror, untuk memburu jaringan Al Qaeda dan kelompok pemberontak Taliban.
Dalam waktu relatif singkat, Amerika berhasil menjatuhkan Taliban yang berkuasa di Afghanistan dari tahun 1996-2001. Selanjutnya, mereka bertahan di Afghanistan selama dua dekade dengan klaim untuk membentuk pemerintahan yang demokratis di sana sekaligus melatih tentara lokal untuk siap melawan kelompok pemberontak atau teroris.
Pasukan Taliban berpatroli dengan menggunakan senjata mesin RPK 74 di sebuah jalan di Herat, Afghanistan 14 Agustus 2021. RPK 74 merupakan senapan mesin yang menggunakan basis dari senapan Ak-47 REUTERS/Stringer
Tahun 2020, Amerika memutuskan untuk meninggalkan Afghanistan. Penarikan pasukan terwujud di tahun 2021. Namun, penarikan itu diikuti dengan serbuan balasan Taliban. Dalam hitungan bulan, Taliban mengambil alih Afghanistan yang menyatakan akan menghapus demokrasi.
Amerika tak ayal menjadi sasaran kritik atas peristiwa itu. Mereka dianggap gegabah, memanfaatkan warga Afghanistan untuk kepentingan pribadi, dan kemudian menelantarkannya ketika dibutuhkan. Presiden Amerika Joe Biden membantah tudingan itu, menyakini penarikan pasukan bisa dijustifikasi karena perang tak bisa berlarut-larut.
Sekarang, Amerika dan sekutu-sekutunya sibuk mengavakuasi warga negaranya dan warga lokal dari Afghanistan. Ribuan warga Afghanistan tak mau dipimpin oleh Taliban. Dikutip dari kantor berita Reuters, Militer Amerika sudah mengevakuasi kurang lebih 37 ribu orang sejak 14 Agustus lalu.
Baca juga: China Minta Warganya di Afghanistan Pakai Baju Muslim, Patuhi Aturan Taliban
ISTMAN MP | REUTERS