TEMPO.CO, Jakarta - Taliban mulai mengumpulkan nama-nama warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan pemerintahan sebelumnya atau lembaga asing dalam daftar hitam. Dalam laporan intelijen Norwegia, Taliban memburu mereka yang pernah berkolaborasi dengan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat, dengan menggedor pintu dari rumah ke rumah.
Laporan itu disusun oleh Pusat Analisis Global RHIPTO Norwegia dan dilihat oleh Reuters. Di dalamnya disebutkan bahwa Taliban sedang memburu orang-orang yang terkait dengan pemerintahan sebelumnya.
"Taliban mengintensifkan perburuan semua individu dan kolaborator dengan rezim sebelumnya. Jika tidak berhasil ditangkap mereka menargetkan keluarga dan menghukum mereka sesuai dengan interpretasi sendiri tentang hukum Syariah," kata laporan itu yang diterbitkan Rabu, 18 Agustsu 2021.
"Yang paling berisiko adalah individu di posisi sentral di militer, polisi, dan unit investigasi."
Pusat Analisis Global Norwegia RHIPTO adalah lembaga nirlaba yang membuat penilaian intelijen independen. Lembaga tersebut menyatakan bahwa laporan tentang Afghanistan itu telah dibagikan ke badan-badan dan individu-individu yang bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Ini bukan laporan yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, melainkan oleh Pusat Analisis Global Norwegia," kata seorang pejabat PBB saat dimintai komentar.
Seorang juru bicara Taliban tidak berkomentar atas laporan tersebut. Sejak merebut Kabul, Taliban telah berusaha menampilkan wajah yang lebih moderat kepada dunia. Mereka berjanji menginginkan perdamaian dan tidak akan membalas dendam terhadap pemerintahan sebelumnya.
Laporan setebal empat halaman itu mereproduksi sebuah surat yang telah ditulis untuk satu orang yang diduga kolaborator. Ia diambil dari apartemennya di Kabul pekan ini dan ditahan. Pria tersebut diinterogasi karena bertugas sebagai pejabat kontra-terorisme di pemerintahan sebelumnya.
Surat itu diterbitkan Senin lalu oleh Komisi Militer Imarah Islam Afghanistan yang merupakan bentukan Taliban mencatat. Komisi Militer menyebutkan bahwa pria yang ditahan itu telah melakukan perjalanan ke Inggris.
"Jika tidak melapor ke komisi, anggota keluarga Anda akan ditangkap. Anda bertanggung jawab untuk ini. Anda dan anggota keluarga akan diperlakukan berdasarkan hukum Syariah," tulis surat Komisi Militer itu.
Secara terpisah, seorang anggota senior pasukan keamanan dari pemerintahan sebelumnya mengatakan bahwa Taliban telah memperoleh dokumen keamanan nasional rahasia. Taliban juga telah menangkap mantan staf intelijen dan keamanan.
Baca: Taliban Tembaki Warga yang Kibarkan Bendera Afghanistan di Jalan
REUTERS | BBC