Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belum Usai Covid-19, Afrika Waspada Virus Marburg Mematikan, Begini Gejalanya

Reporter

image-gnews
Marburg Virus. seminarsonly.com
Marburg Virus. seminarsonly.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belum usai pandemi Covid-19, Afrika Barat diserang virus Marburg. Virus ini terdeteksi di salah satu daratan Afrika Barat, tepatnya di Republik Guinea. Dalam pernyataan resminya di laman who.int, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Marburg mirip dengan ebola, salah satu virus yang cukup mematikan dan telah menelan banyak korban.

Dilansir dari laman africacdc.org, Marburg Virus Disease (MVD) atau biasa disebut virus marburg, yang sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Marburg, adalah penyakit yang dapat menyebabkan kefatalan pada manusia. Virus Marburg ditularkan ke manusia dari kelelawar buah dan menyebar ke sesama manusia melalui penularan dari manusia ke manusia yang menyebabkan demam berdarah yang parah pada manusia.

Tingkat fatalitas kasus untuk virus Marburg adalah antara 23 persen hingga 90 persen. Wabah dan kasus yang telah dilaporkan hingga saat ini mulai dari Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, dan Afrika Selatan pada seseorang dengan riwayat perjalanan yang sedang ke Zimbabwe.

Masa inkubasi MVD mulai dari 2 hingga 9 hari dimana penularan tidak terjadi selama masa inkubasi. Penularan virus dari orang ke orang membutuhkan kontak yang sangat dekat dengan pasien. Infeksi terjadi akibat kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya seperti feses, muntahan, urin, dan saliva dengan konsentrasi virus yang tinggi, terutama bila cairan tersebut mengandung darah. Sedangkan penularan melalui air mani yang terinfeksi dapat terjadi hingga tujuh minggu setelah pemulihan klinis.

Gejala dari MVD ditandai dengan demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot. Setelah lima hari pascatimbulnya gejala, muncul ruam dada, punggung, atau perut. Mual, muntah, nyeri dada, sakit tenggorokan, sakit perut, dan diare juga mungkin muncul. Gejala menjadi semakin parah hingga menyebabkan penyakit kuning, radang pankreas, penurunan berat badan yang parah, delirium, syok, gagal hati, perdarahan masif, dan disfungsi multi-organ.

Sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk MVD. Perawatan preventif dengan rehidrasi dan pengobatan simtomatik dapat meminimalisir penyakit ini. Meski belum ada pengobatan yang terbukti dapat menetralisir virus, tetapi serangkaian terapi darah, imunologi, dan obat-obatan sedang dikembangkan untuk mengatasi virus ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tindakan pencegahan terhadap infeksi virus Marburg juga jelas, karena penularan dari satwa liar ke manusia masih menjadi bidang penelitian yang sedang berlangsung hingga saat ini. Namun, dengan menghindari kelelawar buah dan primata non-manusia yang sakit di Afrika tengah, merupakan salah satu cara untuk melindungi diri dari infeksi yang dapat dilakukan.

Tindakan pencegahan penularan sekunder, atau dari orang ke orang, serupa dengan yang digunakan untuk demam berdarah lainnya. Jika pasien dicurigai atau dikonfirmasi menderita virus Marburg atau demam berdarah Marburg, teknik merawatnya perlu dengan APD sebagaimana diterapkan pada pasien Covid-19 untuk mencegah kontak fisik langsung dengan pasien.

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Baca: Penyakit Virus Marburg Menambah Wabah Covid-19 dan Ebola di Negara ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

9 jam lalu

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika. Foto: Canva
10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

1 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

1 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

1 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

3 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

3 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

3 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

3 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.