TEMPO.CO, Jakarta - Taliban mulai memperkuat pertahanan di sisi utara pada kota-kota yang berhasil mereka duduki. Hal itu untuk mengantisipasi serangan balasan dari Afghanistan. Diberitakan sebelumnya, Afghanistan mengklaim memiliki rencana beberapa bulan ke depan untuk mengambil kembali wilayah-wilayah yang diduduki Taliban.
Di saat bersamaan, warga-warga Afghanistan yang wilayahnya diserbu Taliban mengungsi ke distrik lain atau bersembunyi di rumah masing-masing. Padahal, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, meminta warga atau kombatan-kombatan lokal untuk bergabung dalam upayanya merebut kembali wilayah-wilayah dari Taliban.
"Jalan teraman untuk saat ini adalah bersembunyi di rumah atau mencari jalan keluar ke Kabul. Kabul sendiri sebenarnya bukan tempat yang aman lagi," ujar Mohammed Abbas, pegawai pajak kota Aybak yang bersembunyi di rumahnya sepanjang pertempuran Afghanistan - Taliban, dikutip dari Reuters, Selasa, 10 Agustus 2021.
Aybak, yang merupakan ibu kota provinsi Samangan, adalah satu dari enam ibu kota provinsi yang diambil alih Taliban per Senin kemarin. Taliban ingin memperkuat posisinya di Afghanistan dengan mengambil alih berbagai wilayah, terutama yang berada di perbatasan.
Orang-orang berdiri di atas kendaraan memegang bendera Taliban ketika orang-orang berkumpul di dekat titik persimpangan Gerbang Persahabatan di kota perbatasan Chaman, Pakistan-Afganistan, Pakistan 14 Juli 2021.[REUTERS / Abdul Khaliq Achakzai]
Menduduki kota-kota di wilayah perbatasan memungkinkan Taliban untuk memperkuat pengaruh di Afghanistan. Salah satunya, berkaitan dengan arus keluar masuk Afghanistan, baik untuk barang maupun pendatang. Mereka bisa menarik tarif tinggi dari situ untuk memperkuat operasionalnya.
Taliban tak mengharapkan warga untuk membantu. Setiap kali mengambil alih wilayah dan gedung-gedung pemerintah, Taliban selalu meminta mereka untuk pulang ke rumah masing-masing. Abbas berkata, hal itu berlaku juga di Aybak.
"Taliban tiba di kantor kami dan meminta semua pekerja untuk pulang. Kami belum melihat pertempuran lagi sejak saat itu," ujarnya.
Berbeda dengan Abbas, Atta Mohammad Noor mengatakan dirinya tak akan menyerah dengan serangan Taliban. Ia, yang mengkomandoi milisi pro-pemerintah di sisi Utara, berjanji akan berjuang hingga titik darah penghabisan seperti permintaan Ghani.
"Saya lebih memilih mati bermatabat daripada mati menderita," ujar Noor.
Amerika, yang merupakan salah satu sekutu terlama Afghanistan, memastikan tidak akan membantu dalam perebutan wilayah. Mereka berkata, Afghanistan sudah mandiri dan mampu menghadapi serangan Taliban seorang diri.
Baca juga: Taliban Terus Maju, Amerika Serahkan Nasib Afganistan ke Pasukan Pemerintah
ISTMAN MP | REUTERS