TEMPO.CO, Jakarta - Studi Afrika Selatan menemukan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson bekerja dengan baik di Afrika Selatan, menawarkan perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian, kata salah satu kepala uji coba Afrika Selatan pada Jumat.
Vaksin virus corona buatan J&J atau vaksin Janssen diberikan kepada petugas kesehatan mulai pertengahan Februari dalam sebuah studi penelitian, yang selesai pada Mei, dengan 477.234 petugas kesehatan divaksinasi, kata ketua peneliti gabungan Glenda Gray, dikutip dari Reuters, 6 Agustus 2021.
Regulator kesehatan Afrika Selatan menyetujui penggunaan vaksin Janssen pada bulan April, dan digunakan dalam program vaksin nasional bersama vaksin Pfizer.
Gray mengatakan vaksin J&J dosis tunggal menawarkan perlindungan 91% hingga 96,2% terhadap kematian, sembari menawarkan 67% kemanjuran terhadap infeksi ketika varian Beta yang mendominasi, dan sekitar 71% ketika varian Delta yang juga mendominasi.
"Secara konsisten setelah menerima vaksin, sangat sedikit kematian yang terjadi pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan dengan kelompok kontrol dan menunjukkan perlindungan yang luar biasa hingga 96,2% terhadap kematian," kata Gray.
"Ini adalah titik akhir utama kami dan kami dapat mengatakan bahwa vaksin ini melindungi petugas kesehatan dari kematian," ujarnya.
Kampanye vaksinasi Afrika Selatan sempat berantakan pada bulan Februari, setelah pemerintah menghentikan vaksin AstraZeneca karena percobaan kecil yang menunjukkan vaksin itu menawarkan perlindungan minimal terhadap penyakit ringan hingga sedang yang disebabkan oleh varian Beta, yang dominan di Afrika Selatan pada saat itu.
Vaksinasi telah meningkat, dengan lebih dari 8,3 juta orang divaksinasi pada hari Kamis.
Menteri Kesehatan yang baru diangkat, Joe Phaahla, mengatakan pemerintah berencana untuk mulai menggunakan vaksin lain yang disetujui oleh regulator, termasuk vaksin Sinovac.
"Itu (Sinovac) disetujui...juga bahwa vaksin AstraZeneca, yang sekarang telah terbukti efektif melawan varian Delta, juga harus kita pertimbangkan untuk kita gunakan kembali," ujar menteri kesehatan Afrika Selatan itu.
Baca juga: Uni Eropa Selidiki Kasus Pembekuan Darah Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson
REUTERS