TEMPO.CO, Jakarta - Jepang pada Jumat, 30 Juli 2021, berencana memberlakukan status darurat Covid-19 di tiga prefektur di dekat area penyelenggaraan Olimpiade Tokyo dan prefektur barat Osaka. Pemberlakuan status darurat tersebut karena kasus positif Covid-19 di sana naik.
Tokyo pada Jumat, 30 Juli 2021, mengumumkan ada 3.300 kasus baru positif Covid-19. Sehari sebelumnya ada 3.865 kasus baru infeksi virus corona.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga. Carl Court/Pool via REUTERS
Gelombang infeksi virus corona telah membuat sistem kesehatan di Jepang tertekan. Sekitar 64 persen tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit sejak pertengahan pekan ini terisi oleh pasien Covid-19 yang dalam kondisi serius.
Jika benar dilakukan, maka ini untuk yang keempat kalinya Tokyo berstatus darurat Covid-19 sejak pandemi Covid-19 terjadi di Jepang. Sedangkan status darurat untuk wilayah selatan Okinawa kemungkinan akan diperpanjang sampai 31 Agustus 2021.
“Situasinya sungguh berat,” kata Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura, yang menyebut kasus positif Covid-19 di Jepang belum mencapai puncaknya.
Rencananya, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga secara resmi akan mengumumkan kebijakan yang bakal diambil pemerintahannya pada Jumat, 30 Juli 2021, waktu setempat.
Jepang sudah berhasil menghindari wabah Covid-19, namun saat ini Negara Sakura itu sedang terseok-seok menghadapi tingginya kasus varian Delta Covid-19. Pada Kamis, 29 Juli 2021, kasus harian Covid-19 di Jepang untuk pertama kalinya menembus 10.687 kasus, di mana hampir 10 ribu kasus adalah varian Delta Covid-19.
Masyarakat Jepang sekarang ini diminta untuk di rumah saja. Beberapa bar menolak mematuhi aturan pengendalian Covid-19. Sedangkan imunisasi vaksin virus corona saat ini dianggap melambat.
Baca juga: Covid-19 di Tokyo Naik Saat Olimpiade, Rumah Sakit Diminta Tambah Tempat Tidur
Sumber: Reuters