TEMPO.CO, Jakarta - Thomas Barrack, mantan penasihat mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ditangkap pada Selasa, 21 Juli 2021. Dia disangka melakukan lobi asing ilegal terhadap Uni Emirat Arab.
Jaksa Federal di Brooklyn menggambarkan yang dilakukan Barrack adalah upaya untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri dari Presiden AS Donald Trump dalam kampanyenya di 2016.
Barrack dijerat dengan tujuh dakwaan dan bertindak sebagai agen UEA pada April 2016 dan April 2018. Dia juga didakwa menghalangi proses hukum dan membuat pernyataan palsu kepada agen penegak hukum federal.
Barrack adalah ketua komite pelantikan Trump. Beberapa tindakannya dituduh terkait dengan transisi kepresidenan.
Sebelum kasus Barrack mencuat, perusahaan Donald Trump juga terbelit kasus hukum. CFO Organisasi Trump, Allen Weisselberg didakwa telah menggelapkan pajak selama 15 tahun.
Menurut dakwaan jaksa, Barrack dijerat bersama dan dua tersangka lainnya yaitu Matthew Grimes dari Aspen, Colorado, dan Rashid Sultan Rashid Al Malik Alshahhi, seorang warga negara UEA. Keduanya dituding memanfaatkan status Barrack sebagai penasihat senior luar untuk kampanye Trump untuk memajukan kepentingan dan memberikan intelijen ke UEA. Mereka juga tdiak memberi tahu jaksa agung bahwa tindakan tersebut dilakukan atas arahan pejabat senior UEA.
Barrack secara langsung dan tidak langsung berhubungan dengan kepemimpinan senior UEA. Sedangkan Alshahhi disebut sebagai senjata rahasia untuk mempromosikan agenda kebijakan luar negeri UEA di Amerika.
Barrack, yang ditangkap di Los Angeles, juga dituduh berulang kali berbohong selama wawancara FBI tentang hubungannya dengan UEA.
Barrack dan Grimes muncul di pengadilan Selasa sore di Los Angeles. Hakim Patricia Donahue memerintahkan Barrack dan Grimes ditahan sampai sidang pada Senin pekan depan.
Kedutaan UEA di Washington tidak segera membalas permintaan komentar. Sementara juru bicara Barrack membantah tuduhan tersebut. "Mr Barrack telah sukarela bekerja sama dengan penyelidik sejak awal. Dia tidak bersalah dan akan mengaku tidak bersalah," kata juru bicara itu.
Pejabat Departemen Kehakiman AS Mark Lesko mengatakan dalam keterangan tertulisnya bahwa para terdakwa berulang kali memanfaatkan persahabatan Barrack dan Donald Trump.
Barrack, 74, adalah sekutu lama Donald Trump dan pendiri perusahaan ekuitas swasta yang berfokus pada infrastruktur digital DigitalBridge Group Inc. Barrack mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif DigitalBridge pada tahun 2020.
Pada bulan April, ia mengundurkan diri sebagai ketua eksekutif perusahaan tetapi tetap sebagai direktur non-eksekutif. Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai $ 1 miliar.
Baca: Dokumen Rahasia Tarif Impor Mobil Era Donal Trump Dibongkar
CNN | REUTERS