TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab utama kebakaran disebuah pabrik pembuat jus di wilayah tenggara Dhaka, Bangladesh, masih belum diketahui. Abdullah Al Mamun dari Kepolisian Bangladesh mengatakan tiga tim dari kepolisian sudah diturunkan untuk melakukan investigasi dan mengambil tindakan hukum pada mereka yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini.
Musibah kebakaran ini terjadi pada pada Kamis malam, 8 Juli 2021. Korban tewas sebanyak 52 orang dan melukai 20 orang. Kejadian ini menyoroti buruknya kondisi kerja di negara itu.
Kebakaran pesisnya terjadi di lantai dasar pabrik, yang terdiri dari enam lantai. Sampai Jumat sore, 9 Juli 2021, api masih berkecamuk membuat para petugas pemadam kebakaran terseok-seok dalam mengendalikan kobaran api.
Petugas penyelamat membawa jenazah yang ditemukan setelah kebakaran terjadi di pabrik Hashem Foods Ltd di Rupganj, distrik Narayanganj, di pinggiran Dhaka, Bangladesh, 9 Juli 2021. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Api menjalar sampai ke atas gedung sehingga membuat banyak pekerja melompat dari pucuk gedung tersebut demi bisa selamat. Pintu dararut di dalam gedung saat musibah terjadi, dalam posisi terkunci.
“Ada 3 orang tewas gara-gara melompat dari pucuk gedung untuk menyelamatkan diri dari kobaran api dan 49 orang lainnya ditemukan dalam kondisi sudah hangus,” kata Mustain Billah, pejabat di distrik Narayanganj.
Billah menjelaskan petugas pemadam kebakaran kesusahan memadamkan api karena di dalam gedung itu ada bahan-bahan yang mudah terbakar.
Hampir setiap tahun bencana selalu saja terjadi di Bangladesh yang diakibatkan buruknya standar keamanan pencegahan kebakaran dan keamanan gedung. Insiden paling buruk di Bangladesh terjadi pada Agustus 2016 lalu saat lebih dari 100 orang jatuh sakit di wilayah selatan Kota Chittagong karena menghisap gas yang bocor dari sebuah pabrik pupuk.
Baca juga: Bangladesh Lockdown, Warga Bingung Transportasi Umum Ditutup
Sumber: Reuters