TEMPO.CO, Jakarta - Amerika memperbarui daftar negara yang melibatkan anak-anak dalam operasi militernya. Negara yang baru saja ditambahkan adalah Turki. Menurut Pemerintah Amerika, Turki telah merekrut tentara anak-anak selama setahun terakhir dam menempatkan mereka dalam Divisi Sultan Murad di Suriah dan Libya.
"Dengan segala hormat ke Turki, ini pertama kalinya anggota NATO masuk dalam daftar pencegahan tentara anak-anak. Sebagai anggota NATO, Turki memiliki kesempatan untuk merespon isi ini, soal perekrutan dan penggunaan tentara anak-anak di Suriah dan Libya," ujar Kementerian Luar Negeri Amerika dalam keterangan persnya, Kamis, 1 Juli 2021.
Selama ini, Turki memang kerap melakukan operasi lintas batas di Suriah dan Libya. Di Suriah, misalnya, Turki sudah melakukan operasi militer lintas batas sebanyak tiga kali. Di sana, mereka menyasar kelompok teroris ISIS serta milisi Kurdish yang dibekingi oleh Amerika.
Dalam melakukan operasi militer lintas batas itu, Turki kerap menggunakan "jasa" dari kombatan Suriah. Mereka diikutkan dalam barisan tentaranya. Langkah tersebut kerap dipermasalahkan oleh Dewan HAM PBB karena kombatan yang dilibatkan Turki kerap menyerang penduduk sipil, mencuri, ataupun menculik. Turki membantah tuduhan itu.
Seorang anak laki-laki mengenakan bendera Turki berdiri di samping seorang tentara Turki di kota Tal Abyad, Suriah 23 Oktober 2019.[REUTERS / Khalil Ashawi]
Baca Juga:
Nah, keterlibatan anak-anak belum pernah terungkap sebelumnya. Turki, hingga berita ini ditulis, belum memberikan jawaban atas langkah Amerika.
Dengan masuknya Turki ke dalam daftar negara yang melibatkan tentara anak-anak, Turki akan menjadi subjek sanksi. Sanksi yang diberikan bisa berupa pembatalan bantuan militer atau pemberian lisensi komersial untuk perlengkapan militer.
Menurut laporan Reuters, hal yang patut diperhatikan dari langkah Amerika adalah implikasinya terhadap negosiasi pengamanan Afghanistan. Per berita ini ditulis, kedua negara tengah bernegosiasi untuk mengizinkan Turki menjaga bandara di Kabul, Afghanistan setelah tentara Amerika ditarik mundur.
Turki dikabarkan menawarkan bantuannya ke Amerika, namun meminta asistensi finansial dan operasional. Presiden Amerika Joe Biden, dalam pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bulan lalu menjanjikan bakal ada bantuan, namun belum jelas kapan.
Baca juga: Temui Erdogan, Joe Biden Yakin Hubungan AS-Turki Membaik
ISTMAN MP | REUTERS