TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengirim 2,5 juta dosis vaksin Covid-19 ke Taiwan pada Sabtu, atau lebih dari tiga kali yang dialokasikan sebelumnya, ketika Taiwan sedang dihantam wabah terbesaranya.
Hibah vaksin untuk Taiwan akan membuka ketegangan baru dengan Cina, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Amerika Serikat bersaing dengan Cina dalam upaya geopolitik yang disebut "diplomasi vaksin".
Awalnya Amerika berjanji untuk memberikan 750.000 dosis vaksin corona ke Taiwan, tetapi menambanhkan jumlah itu setelah Presiden Joe Biden berjanji untuk menyumbangkan 80 juta dosis vaksin corona buatan AS ke seluruh dunia.
Sementara Cina telah berulang kali menawarkan untuk mengirim vaksin virus corona ke Taiwan, yang telah memerangi lonjakan infeksi domestik. Taipei telah menyatakan keprihatinan tentang keamanan vaksin buatan Cina.
Sebuah forklift digunakan untuk mengangkut vaksin Moderna melawan penyakit coronavirus (Covid-19) di Terminal kargo Taiwan Air di Taoyuan, Taiwan, 18 Juni 2021. [REUTERS/Ann Wang]
2,5 juta dosis vaksin Moderna Inc yang disumbangkan akan meninggalkan Memphis, Tennessee, dengan penerbangan milik China Airlines Taiwan pada Sabtu pagi dan tiba di Taipei pada Minggu malam, kata seorang pejabat senior pemerintah AS, dikutip dari Reuters, 20 Juni 2021.
Ia mencatat bahwa pengiriman yang cepat terwujud karena para ahli dari kedua belah pihak mampu mengatasi masalah regulasi.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kemudian menulis di Twitter pesawat yang membawa vaksin telah berangkat.
"Kami tidak mengalokasikan dosis ini, atau memberikan dosis ini, berdasarkan kondisi politik atau ekonomi. Kami menyumbangkan vaksin ini dengan tujuan tunggal untuk menyelamatkan nyawa," kata pejabat senior AS.
"Vaksin kami tidak terikat," kata pejabat itu, seraya menambahkan Taiwan telah menghadapi tantangan yang tidak adil dalam upayanya untuk memperoleh vaksin di pasar global.
Kesepakatan Taiwan untuk membeli vaksin dari BioNTech SE Jerman gagal tahun ini, dengan pemerintah Taiwan menyalahkan kegagalan karena tekanan dari Beijing.
Cina membantah tuduhan itu, dengan mengatakan Taiwan bebas untuk mendapatkan vaksin melalui Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd, yang memiliki kontrak untuk menjual vaksin BioNTech di Cina, Hong Kong, Makau dan Taiwan.
"Kami percaya bahwa upaya Cina untuk memblokir pembelian, untuk tujuan politik, tercela," kata pejabat senior pemerintahan Biden.
Thank you to the #US for this moving gesture of friendship. These vaccines will go a long way toward keeping #Taiwan safe & healthy. https://t.co/KnpN7xglyA
— Tsai Ing-wen (@iingwen) June 19, 2021
Para pejabat tinggi Taiwan menyambut baik langkah AS mengirimkan vaksin lebih dari alokasi awal.
"Pemandangan yang luar biasa! Sikap yang luar biasa!" cuit Twitter Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu pada Sabtu malam, menghubungkan ke gambar-gambar vaksin yang dimuat ke kapal barang Boeing 777 China Airlines di bandara Memphis.
"Hubungan Taiwan-AS sangat kokoh, & kami akan terus bekerja sama erat dalam memerangi COVID19. Kekuatan untuk kebaikan akan menang!" katanya.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen juga menulis di Twitter dan tersentuh oleh langkah AS.
"Terima kasih kepada AS atas isyarat persahabatan yang mengharukan ini. Vaksin ini akan sangat membantu menjaga Taiwan tetap aman & sehat," kicau Tsai Ing-wen.
Taiwan sedang berusaha mempercepat kedatangan jutaan vaksin Covid-19 yang dipesannya, meskipun infeksi tetap relatif rendah, tetapi ada peningkatan kasus domestik. Hanya sekitar 6% dari 23,5 juta orang Taiwan yang telah menerima setidaknya satu suntikan rejimen vaksin Covid-19.
Baca juga: Pesawat Tempur Cina Masuk Wilayah Pertahanan Udara Taiwan
REUTERS