TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 22 ribu amunisi, puluhan senjata, serta bom molotov ditemukan di rumah pelaku penembakan massal di San Jose, California, Sam Cassidy. Menurut Kepolisian California, temuan baru ini semakin memperkuat bahwa Cassidy memang merencanakan aksi penembakan di California untuk membunuh beberapa rekannya di Valley Transporation Authority (VTA).
"Tersangka sudah bersiap menggunakan seluruh persenjataannya untuk membunuh sebanyak mungkin nyawa. Jika Deputi Sherrif tidak mencoba mengintervensi, mungkin sudah ada banyak nyawa melayang," ujar Kantor Sheriff Santa Clara County, Jumat waktu setempat, 29 Mei 2021.
Kantor Sheriff Santa Clara County melanjutkan bahwa Cassidy sempat mencoba menghanguskan semua barang bukti itu. Ia membakar rumahnya beserta segala puluhan ribu amunisi di dalamnya yang bisa menyebabkan ledakan besar.
Untungnya, kata Kantor Sheriff Santa Clara County, tetangga Cassidy melakukan panggilan darurat karena melihat api di rumahnya. Panggilan itu dilakukan dalam waktu beberapa menit sebelum penembakan di kantor VTA San Jose berlangsung. Alhasil, segala barang bukti berhasil diamankan.
Sebanyak 22 ribu amunisi ditemuka di rumah pelaku penembakan di California, Sam Cassidy. Barang bukti nyaris rusak akibat Sam Cassidy membakar rumahnya sebelum beraksi (Sumber: CNN)
"Rumah Cassidy, yang rusak parah akibat api, sudah aman dan tak lagi mengancam bahaya tetangga di sekitar," ujar mereka.
Kantor Sheriff Santa Clara County menambahkan bahwa mereka baru saja tahu Cassidy sempat diperiksa oleh kantor Imigrasi di tahun 2016. Alasannya, karena ia pulang dari Filipina sambil membawa buku-buku berisi panduan terorisme dan ujaran kebencian.
Hal itu, menurut kantor Sheriff, membuat aktivitas Cassidy kemudian diawasi oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri. Namun, mereka bertanya-tanya kenapa hal tersebut tidak dilaporkan ke kantor Kepolisian California ataupun masuk dalam catatan kriminal FBI.
Seperti diberitakan sebelumnya, Cassidy membunuh sembilan orang dalam penembakan di VTA San Jose. Ia menggunakan dua pistol semiotomatis dalam beraksi. Adapun Cassidy mengakhiri nyawanya sendiri ketika aparat berusaha menghentikannya.
Kejadian berlangsung di dua gedung VTA pada shift pagi, Rabu, 26 Mei 2021. Motif pasti pembunuhan belum diketahui. Namun, para saksi mengatakan Cassidy memilih targetnya secara spesifik.
Mantan istri dari Cassidy, Cecilia Nelms, mengatakan kemungkinan Cassidy memilih targetnya sangat masuk akal. Sebab, kata ia, Cassidy sangat membenci pekerjaannya di VTA dan kerap mengamuk soal bos serta rekan-rekan kerjanya. Adapun aksi Cassidy menjadi kasus penembakan massal ke 232 di Amerika tahun ini.
Baca juga: Penembakan di California, Dugaan Sementara karena Sakit Hati dengan Tempat Kerja
ISTMAN MP | CNN