TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, akhirnya bersuara perihal tudingan dirinya telah membajak pesawat Ryanair untuk menangkap jurnalis oposisi Roman Protasevich. Dikutip dari kantor berita Reuters, Lukashenko menyebut tudingan itu sebagai upaya negara-negara Barat untuk menyudutkannya.
Lukashenko berkata, apa yang ia lakukan dalam peristiwa Ryanair adalah legal sifatnya. Ia menyakini dirinya tidak melanggar satupun hukum penerbangan internasional seperti yang disebutkan banyak pihak. Oleh karenanya, ia tidak ambil pusing soal tuduhan dirinya melakukan pembajakan.
"Sesuai prediksi kami, banyak pihak di luar dan di dalam Belarus mengubah caranya untuk menyerang kami. Mereka telah melanggar batas, mengesampingkan logika dan moral," ujar Alexander Lukashenko, Rabu, 26 Mei 2021.
Lukashenko melanjutkan bahwa Roman Protasevich juga pantas ditangkap. Ia berkata, jurnalis tersebut hendak menggelar pemberontakan di Belarus. Per berita ini ditulis, telah beredar video di mana Protasevich mengakui tudingan Lukashenko walaupun diyakini berbagai pihak dibuat dalam pengaruh siksaan dan tekanan.
Jika sampai dirinya dikenai sanksi oleh negara-negara Barat soal insiden pesawat dan penangkapan Protasevich, Lukashenko bersumpah akan merespon keras hal tersebut. Ia juga tidak akan menerima provokasi apapun.
Blogger dan aktivis oposisi Roman Protasevich, yang dituduh berpartisipasi dalam protes tanpa izin di cagar alam Kuropaty, tiba untuk sidang di Minsk, Belarusia 10 April 2017. Gambar diambil 10 April 2017. [REUTERS / Stringer]
"Respon negara-negara Barat terhadap pengalihan pesawat (Ryanair) adalah bagian dari perang terhadap Belarus. Saya akan merespon keras sanksi atau provokasi apapun," ujar Lukashenko di hadapan Parlemen Belarus.
Sebagai catatan, Belarus sudah dikenai sanksi tiga kali oleh Uni Eropa terkait manipulasi pemilu dan kekerasan terhadap warga tahun lalu. Lukashenko adalah salah satu figur yang dikenai sanksi tersebut. Perkembangan terakhir, Uni Eropa memastikan bakal ada sanksi keempat soal insiden Ryanair.
Insiden Ryaniar terjadi pada Ahad kemarin ketika Pemerintah Belarus mengerahkan jet tempur untuk memaksa turun pesawat yang membawa Roman Protasevich dan kekasihnya ke Lithuania. Menurut laporan Reuters, pemerintah Belarus menggunakan alasan bom di pesawat untuk memaksa pilot Ryanair mendaratkan pesawat di Minsk.
Protasevich bersama kekasihnya langsung ditangkap begitu pesawat mendarat di Minsk. Protasevich sendiri dikabarkan sudah panik ketika mendapati jet tempur MIG-29 tiba-tiba muncul di dekat pesawat yang ia tumpangi. Di momen itu, Protasevich menyadari dirinya akan ditahan, paling buruk dihukum mati, atas perlawanannya terhadap Pemerintah Belarus.
Baca juga: Uni Eropa: Bakal Ada Sanksi untuk Belarus Perihal Pembajakan Ryanair
ISTMAN MP | REUTERS