TEMPO.CO, Jakarta - Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin, 24 Mei 2021, memperingatkan tidak boleh ada negara, yang merasa diri sudah aman, tak peduli seberapa tingginya angka imunisasi vaksin virus corona yang sudah dilakukan negara itu. Sebab Sars-CoV-2 atau Covid-19 dan variannya menyebar di mana pun.
“Dunia masih dalam situasi bahaya. Lebih banyak kasus yang dilaporkan pada tahun ini ketimbang keseluruhan 2020. Tren saat ini, jumlah kematian akibat Covid-19 bakal lebih banyak dari tahun lalu, terutama dalam tiga pekan ke depan. Ini sungguh tragis,” kata Ghebreyesus, dalam sebuah acara pertemuan tahunan para menteri kesehatan dari 194 negara.
Seorang pria yang mengenakan pakaian pelindung menyentuh tubuh kerabatnya, yang meninggal karena penyakit virus corona (COVID-19), sebelum dikremasi di tepi sungai Gangga di Garhmukteshwar di negara bagian utara Uttar Pradesh, India, 6 Mei, 2021. [REUTERS / Denmark Siddiqui]
Menurutnya, baru 10 negara yang sudah mendistribusikan lebih dari 75 persen vaksin virus corona kepada warganya.
“Tidak ada cara diplomatik untuk mengatakannya. Ada sekelompok negara kecil yang membuat dan membelinya dari negara-negara pengontrol vaksin virus corona di dunia,” kata Ghebreyesus.
Program Covax, yang dijalankan oleh WHO dan aliansi vaksin Gavi, telah mendistribusikan 72 juta dosis vaksin virus corona ke 125 negara. Jumlah itu secara kasar hanya cukup untuk mengimunisasi 1 persen populasi dari negara-negara tersebut.
Ghebreyesus pun mendesak negara-negara, yang kelebihan vaksin, agar mau mendonasikan vaksin virus corona mereka supaya 10 persen populasi dunia bisa melakukan imunisasi vaksin virus corona sampai September 2021 dan 30 persen pada akhir tahun. Itu artinya, ada sekitar 250 ribu orang lebih yang mendapat imunisasi vaksin Covid-19 dalam tempo empat bulan.
“Ini adalah sebuah langkah penting demi menghentikan virus mematikan ini dan kematian akibat Covid-19. Ini juga untuk membuat tenaga kesehatan kita tetap aman, dibukanya kembali aktivitas sosial masyarakat kita dan perekonomian,” kata Ghebreyesus, yang juga menyinggung setidaknya 115 ribu tenaga kesehatan meninggal sejak pandemi Covid-19 terjadi.
Baca juga: WHO: Kematian Akibat Covid-19 Mungkin 3 Kali Lipat dari Laporan Resmi
Sumber: Reuters