TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi akhirnya muncul di pengadilan setelah berbulan-bulan ditahan oleh junta militer. Dikutip dari kantor berita Reuters, Suu Kyi dihadirkan ke pengadilan agar ia bisa bertemu dengan tim kuasa hukumnya. Selama ini, Suu Kyi berkomunikasi secara jarak jauh dengan pengacaranya.
Salah satu kuasa hukum Aung San Suu Kyi, Khin Maung Zaw, mengatakan kliennya menyampaikan sejumlah hal di pengadilan. Salah satunya adalah keluhan soal dirinya tak mendapat akses ke media apapun. Padahal, kata Khin Maung Zaw, hal itu dibutuhkan Suu Kyi untuk mengetahui kondisi terakhir Myanmar pasca kudeta.
Selain keluhan, hal lain yang disampaikan Aung San Suu Kyi adalah pesan untuk pengurus Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan para pendukungnya. Khin Maung Zaw berkata, Suu Kyi berharap para pengurus partai dan pendukungnya diberi kesehatan serta tidak menyerah meskipun santer kabar NLD akan dibubarkan.
"Ia berharap orang-orang selalu diberi kesehatan. Selain itu, ia mengatakan bahwa partai terbentuk oleh sokongan pendukung. Jadi, selama dukungan ada, NLD tidak akan pernah benar-benar hilang menurut dia," ujar Khin Maung Zaw, menyampaikan pesan Aung San Suu Kyi, Senin, 24 Mei 2021.
Khin Maung Zaw melanjutkan, Suu Kyi juga bercerita soal kondisinya selama masa penahanan. Salah satunya adalah soal dirinya kerap didatangi oleh pejabat junta Myanmar. Para pejabat itu, menurut pengakuan Suu Kyi, kerap meminta masukan soal bagaimana mengendalikan krisis di Myanmar.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan topeng yang menggambarkan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. REUTERS/Stringer
Suu Kyi, kata Khin Maung Zaw, berkali-kali menolak permintaan itu karena dirinya tidak mengetahui kondisi Myanmar sesungguhnya. Apalagi, segala informasi datang secara sepihak dari junta Myanmar sehingga keakurasiannya diragukan.
"Dia menolak berkomentar karena dia tidak tahu secara komplit kondisi Myanmar sekarang," ujar Khin Maung Zaw, mengulang ucapan Aung San Suu Kyi.
Diberitakan sebelumnya, Aung Saan Suu Kyi menjadi tersangka untuk berbagai perkara. Kasus pertama yang menjerat Aung San Suu Kyi adalah soal kepemilikan walkie talkie secara ilegal. Menurut Kepolisian Myanmar, Aung San Suu Kyi mengimpornya tanpa izin. Setelah kasus itu, ia dijerat perkara terkait kerahasiaan informasi negara, protokol COVID-19, hingga penyuapan.
Atas perkara-perkara itu, Suu Kyi bisa dipenjara hingga belasan tahun. Sebagai contoh, kasus kerahasiaan informasi negara saja memiliki ancaman hukuman penjara 14 tahun. Kuasa hukum Aung San Suu Kyi menyakini Junta Militer Myanmar akan berusaha untuk memberikan durasi hukuman maksimum demi bisa menyingkirkannya.
Baca juga: Pemimpin Junta Sebut Aung San Suu Kyi Bakal Muncul ke Publik
ISTMAN MP | REUTERS