TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak adanya pengiriman bantuan medis dan akses ke Gaza, Palestina sesegera mungkin. Sebab, meski gencatan senjata telah dicapai, agresi Israel selama 11 hari terakhir meninggalkan dampak yang bisa membuat sistem kesehatan di Gaza kelimpungan.
Salah satu dampak tersebut adalah hancurnya sejumlah fasilitas vital seperti rumah sakit. Menurut data WHO, setidaknya ada 30 fasilitas kesehatan di Gaza yang rusak dan hal itu diperburuk hancurnya jalanan yang membuat ambulans sulit beroperasi.
"Serangan Israel menyebabkan 8.538 orang cedera dan 257 kematian. Hal itu berpotensi menyebabkan fasilitas kesehatan kelimpungan," ujar juru bicara WHO, Margaret Harris, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 22 Mei 2021.
Harris berkata, ada banyak bantuan yang harus dikirimkan. Hal yang harus diprioritaskan, kata ia, adalah bantuan tenaga dan perlengkapan medis ke jalur Gaza. Ia berkata, ketersediaan obat-obatan di Gaza telah habis nyaris separuhnya akibat pertempuran Israel - Palestina.
Warga Palestina berkumpul setelah kembali ke rumah mereka yang dihancurkan oleh serangan Israel dalam kekerasan lintas batas baru-baru ini antara militan Palestina dan Israel, menyusul gencatan senjata Israel-Hamas, di Gaza 21 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Selain pengiriman tenaga dan perlengkapan medis, Harris mengatakan koridor humanitarian atau zona demiliterisasi harus segera dibentuk. Hal itu untuk mempermudah distribusi bantuan medis.
"Tantangan utama kami adalah penutupan jalur bantuan kemanusiaan. Kami membutuhkan akses untuk memasukkan bantuan medis," ujar Harris, menyinggung penutupan perbatasan di Gaza.
Direktur WHO untuk Operasi di Gaza, Matthias Schmale, menambahkan bahwa faktor pandemi COVID-19 juga tak bisa dikesampingkan. Ia khawatir kerusakan yang disebabkan agresi Israel membuat angka kasus COVID-19 di Gaza meningkat.
Menurut data WorldOMeter, Palestina tercatat memiliki 304 ribu kasus dan 3.452 kematian akibat COVID-19.
"Kerusakan pada laboratorium utama di Palestina telah menghentikan test COVID-19 dan ada resiko besar penularan," ujar Schmale soal potensi masalah yang bisa terjadi di Gaza.
Baca juga: Gencatan Senjata, Hamas Sampaikan Tuntutan
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA