TEMPO.CO, Jakarta - Iran ikut merayakan tercapainya gencatan senjata antara Palestina dan Israel usai keduanya bertempur selama sepekan lebih. Salah satu bentuknya adalah dengan menamai drone perang terbarunya "Gaza".
Dikutip dari kantor berita Reuters, Iran mengatakan nama itu dipilih sebagai penghormatan kepada warga di Gaza, Palestina. Menurut mereka, warga Gaza telah berjuang dengan gigih untuk melawan upaya pendudukan oleh Israel.
"Ini adalah penghormatan kepada mereka yang tetap gigih melawan invasi dan agresi dari Zionis (Israel)," ujar Komandan Prajurit Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, Sabtu, 22 Mei 2021.
Sabagi catatan, Gaza merupakan drone hasil pengembangan terbaru Iran. Pesawat tanpa awak itu diklaim memiliki daya jelajah hingga 2 ribu kilometer dengan waktu terbang maksimum 35 jam.
Daya angkutnya tidak kalah besar. Prajurit Revolusi Iran mengklaim Gaza bisa membawa 13 bom dan 500 kilogram peralatan elektronik, menjadikannya salah satu aset terpenting untuk pertahanan udara Iran ke depannya.
Dengan daya angkutnya yang besar, Iran menyadari bahwa Gaza bakal dituding sebagai peluncur nuklir. Namun, mereka membantah hal tersebut dan kembali menegaskan bahwa Iran sedang tidak mengembangkan senjata nuklir.
Tidak ada keterangan dari Iran apakah Gaza bakal ditawarkan juga ke milisi Palestina (Hamas) nantinya. Berkaca dari pengalaman selama ini, Iran kerap menyokong milisi di Palestina dengan bantuan keuangan atau persenjataan. Iran hanya tidak pernah mengakuinya secara terang-terangan.
Baca Juga: 11 Hari Pertempuran dengan Palestina, Israel Juga Alami Kerugian
ISTMAN MP | REUTERS