TEMPO.CO, Jakarta - Pengunjuk rasa Palestina melemparkan batu dan polisi Israel membalas dengan granat setrum dan peluru karet dalam bentrokan di luar Masjid Al Aqsa di Yerusalem ketika Israel memperingati Hari Yerusalem pada Senin.
Hari Yerusalem menandai peringatan pencaplokan Israel atas beberapa bagian kota dalam perang Arab-Israel tahun 1967, termasuk Yerusalem.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (Palang Merah Palestina) mengatakan lebih dari 180 warga Palestina terluka dalam kekerasan itu, lebih dari 80 orang, termasuk satu orang dalam kondisi kritis, dipindahkan ke rumah sakit, Reuters melaporkan, 10 Mei 2021.
Palang Merah Palestina kemudian mengatakan jumlah orang yang terluka telah meningkat menjadi 215, dengan 153 orang dirawat di rumah sakit dan setidaknya empat orang dalam kondisi kritis.
Seorang petugas medis Palestina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa seorang jamaah ditembak di leher dengan peluru karet.
Abdullah Idris, seorang Palestina yang terjebak di dalam Masjid Al Aqsa, mengatakan kompleks itu seperti "medan perang".
"Para jamaah menderita menghirup gas air mata," katanya sambil terbatuk. "Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali mendekati jendela masjid untuk menghirup udara segar. Tim medis masih dicegah untuk mengakses yang terluka."
Seorang anggota polisi Israel berlari di belakang seorang juru kamera selama bentrokan dengan warga Palestina di kompleks yang menampung Masjid Al Aqsa, yang dikenal oleh Muslim sebagai Tempat Suci dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, 10 Mei 2021. [REUTERS / Ammar Awad]
Masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam, telah menjadi titik fokus kekerasan di Yerusalem selama bulan suci Ramadan. Bentrokan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran internasional.
Ketegangan sangat tinggi ketika Israel memperingati Hari Yerusalem, perayaan tahunan pencaplokan Yerusalem Timur dan Kota Tua bertembok yang merupakan rumah bagi tempat-tempat suci Muslim, Yahudi dan Kristiani.
Dalam upaya meredakan situasi, polisi Israel mengatakan mereka telah melarang kelompok-kelompok Yahudi melakukan kunjungan Hari Yerusalem ke alun-alun suci Masjid Al Aqsa, dan yang dihormati orang Yahudi sebagai situs kuil-kuil Yahudi dalam Alkitab.
Polisi juga sedang mempertimbangkan apakah akan mengubah rute pawai Hari Yerusalem di mana ribuan pemuda Yahudi yang mengibarkan bendera Israel berjalan melalui Gerbang Damaskus Kota Tua dan Kawasan Muslim.
Polisi menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru karet ke ratusan warga Palestina yang melemparkan batu ke arah mereka di alun-alun Masjid Al Aqsa, kata saksi mata.
"Orang-orang Palestina ekstremis telah merencanakan jauh sebelumnya untuk melakukan kerusuhan hari ini di Temple Mount," kata Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Polisi mengatakan mereka telah mengerahkan ribuan petugas di jalan-jalan Yerusalem.
Seorang warga Palestina yang terluka dievakuasi selama bentrokan dengan polisi Israel di kompleks Masjid Al Aqsa, yang dikenal Muslim sebagai Tempat Suci dan Orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, 10 Mei 2021. [REUTERS / Ammar Awad]
Israel memandang semua Yerusalem sebagai ibu kotanya, termasuk bagian timur yang dianeksasi. Klaim Israel ditolak masyarakat internasional. Sementara Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara yang mereka cari di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki.
Ketegangan juga dipicu oleh rencana penggusuran beberapa keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Jaksa Agung Israel menerima penangguhan sidang Mahkamah Agung pada hari Senin dalam kasus penggusuran di Sheikh Jarrah, yang dikhawatirkan bisa memicu kekerasan meluas.
Pengadilan yang lebih rendah telah mendukung klaim pemukim Yahudi atas tanah di mana rumah-rumah orang Palestina tinggal. Keputusan ini dilihat warga Palestina sebagai upaya Israel untuk mengusir mereka dari Yerusalem.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan keprihatinan serius tentang situasi di Yerusalem, termasuk potensi penggusuran, dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Israel pada hari Minggu.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyatakan keprihatinannya pada hari Minggu atas situasi tersebut.
Militan Palestina di Jalur Gaza, yang mengutuk tindakan Israel di Yerusalem, menembakkan setidaknya tiga roket ke Israel pada hari Senin, setelah meluncurkan empat proyektil sehari sebelumnya, kata militer Israel.
Tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan.
Israel membalas serangan hari Minggu dengan tembakan tank terhadap posisi milik Hamas, kelompok Islam militan yang menjalankan Jalur Gaza Palestina.
Baca juga: UNICEF: 37 Anak Palestina Terluka dan Ditangkap Pasukan Israel