TEMPO.CO, - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengatakan kemungkinan negaranya menormalisasi hubungan dengan Israel tetap terbuka. Ia yakin hal ini akan membawa kebaikan bagi kawasan Timur Tengah khususnya di bidang ekonomi, sosial, dan keamanan.
“Ada, tentu saja, kesepakatan normalisasi dengan Israel di atas meja - telah dibahas sejak 2002; itu disebut rencana perdamaian Arab," katanya dikutip dari Arab News, Sabtu, 3 April 2021.
Namun Faisal menegaskan jika normalisasi hubungan ini baru bisa terwujud jika ada kemajuan proses perdamaian antara Israel dan Palestina. "Saya tidak tahu apakah (kesepakatan) akan segera terjadi, ini sangat bergantung pada kemajuan proses perdamaian,” kata Pangeran Faisal.
Faisal menjelaskan sebelum ada rencana perdamaian Arab, negaranya memiliki inisiatif Fez. Inisiatif ini dipresentasikan oleh Kerajaan pada 1982 yang mengedepankan prospek normalisasi penuh dan lengkap dengan Israel sebagai imbalan atas penyelesaian yang adil atas masalah Palestina.
Menurut Faisal, normalisasi hubungan dengan Israel hanya bisa berhasil jika mampu mewujudkan negara Palestina dalam batas 1967 yang memberikan martabat Palestina dan memberikan hak-hak mereka. "Jika kita dapat menemukan jalan menuju itu, maka saya pikir kita dapat melihat wilayah yang jauh lebih aman dan lebih makmur di mana semua orang dapat berkontribusi untuk kesuksesannya, termasuk Israel," ucap dia.
Ketika ditanya tentang potensi Muslim Israel melakukan ziarah ke Mekah, Pangeran Faisal mengatakan itu juga akan bergantung pada kemajuan dalam proses perdamaian Israel-Palestina.
"Kami belum menyetujuinya, tetapi, seperti yang saya katakan, jika kami memiliki kemajuan dalam masalah Israel-Palestina, maka kami akan, mudah-mudahan, menyambut warga Israel dari semua agama ke Kerajaan, bukan hanya Muslim," tuturnya.
Baca juga: Arab Saudi: Belum Ada Pergerakan Terkait Normalisasi Hubungan Dengan Israel
Sumber: ARAB NEWS