TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika George W. Busuh belum bisa melupakan insiden kerusuhan US Capitol pada Januari lalu. Tiap kali mengingat insiden tersebut, kata Bush, dirinya masih terganggu dan terheran-heran kenapa sampai bisa terjadi. Ia bahkan mengklaim merasa nyeri di perut setiap kali membayangkannya.
"Saya tidak ingat betul apa yang saya lakukan saat itu terjadi. Namun, saya merasakan sakit di perut saya, melihat kapitol kita diserbu oleh pelaku kekerasan," ujar Bush, dikutip dari CNN, Jumat, 19 Maret 2021.
Sebagaimana diketahui, US Capitol diserang oleh pendukung Donald Trump pada 6 Januari lalu. Hal itu dipicu provokasi Trump kepada para pendukungnya untuk menghentikan proses pengesahan hasil Pilpres Amerika di US Capitol. Saat itu, Donald Trump masih berkeyakinan dirinya dicurangi di Pilpres Amerika oleh Joe Biden.
Peristiwa tersebut menjadikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika pertama yang dimakzulkan sebanyak dua kali. Pada sidang pemakzulan kedua, ia dianggap sebagai ancaman terhadap konstitusi karena berupaya menggunakan kekerasan untuk mengubah hasil Pilpres Amerika. Namun, Kongres Amerika menyepakati bahwa Donald Trump tidak bisa lagi dimakzulkan karena ia bukan lagi presiden.
Di saat Donald Trump lolos dari hukuman, sebanyak 65 orang dijadikan tersangka atas kerusuhan US Capitol. Mereka dijerat pasal berlapis mulai dari memasuki properti pemerintah secara ilegal, merusak properti pemerintah, hingga menyerang aparat penegak hukum.
Bush beranggapan bahwa kerusuhan US Capitol sebenarnya bisa dihindari andaikan Donald Trump membujuk pendukungnya untuk melakukan aksi damai. Sayangnya, menurut Bush, apa yang dilakukan Donald Trump malah menimbulkan kekauacan karena ia memang tidak menginginkan gerakan damai.
Ditanyai apakah dirinya sependapat dengan Donald Trump soal dugaan kecurangan, Bush dengan mantap menjawab tidak. Menurutnya, Donald Trump hanya menjual harapan dengan mengatakan dirinya dicurangi.
"Serangan ke gedung Kapitol dan gangguan terhadap pertemuan Kongres Amerika yang konstitusional dilakukan oleh mereka yang terbakar oleh kebohongan dan harapan palsu," ujar Bush menyindir Donald Trump.
Sejak tidak lagi menjadi Presiden Amerika di tahun 2009, George W. Bush relatif menjauh dari kegiatan politik. Namun, ia sesekali bertemu dengan mantan-mantan Presiden Amerika sebelumnya, termasuk saat berkampanye untuk mempromosikan vaksinasi COVID-19.
Baca juga: Di Tengah Pertemuan, Amerika Sebut Cina Sebagai Ancaman Stabilitas Global
ISTMAN MP | CNN