TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan baru Brasil, Marcelo Queiroga, menghadapi tugas berat. Tak lama setelah dirinya ditunjuk untuk menggantikan menteri kesehatan sebelumnya, Eduardo Pazuello, pandemi COVID-19 di Inggris mencetak rekor baru, 2481 kematian dalam sehari.
Queiroga mengakui bahwa tugasnya akan berat dengan memburuknya pandemi COVID-19 di Brasil. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan menerapkan lockdown, sesuai dengan arahan Presiden Jair Bolsonaro dan kebijakan Pazuello.
Dibanding menerapkan lokcdown, Queiroga memilih untuk mewajibkan warga mengenakan masker dan rajin mencuci tangan. Ia bahkan tidak mempromosikan ajakan tertib menjaga jarak sosial demi mencegah penyebaran virus COVID-19.
"Aturan sederhana tersebut begitu penting karena rakta bisa melakukannya tanpa harus mematikan perekonomian Brasil," ujar Queiroga dalam jumpa pers dengan Pazuello, Selasa waktu setempat, 16 Maret 2021.
Queiroga melanjutkan bahwa kebijakan kesehatan sepenuhnya ditentukan oleh Presiden Jair Bolsonaro. Fungsi Menteri Kesehatan, kata ia, hanya menjalankan apa yang diperintahkan Bolsonaro.
Seorang biksu Buddha berdoa selama upacara Jepang "Tooro Nagashi" sebelum melarungkan lentera di atas air yang telah dituliskan nama orang yang meninggal karena COVID-19, di Brasilia, Brasil 30 November 2020. REUTERS/Adriano Machado
Pernyataan Queiroga sejalan dengan apa yang dilakukan Pazuello selama ini. Meski dikritik gagal mengendalikan pandemi COVID-19 Brasil, Pazuello setia mengikuti arahan-arahan Bolsonaro yang dikenal meremehkan virus Corona. Ia mengikuti apa kata Bolsonaro mulai dari tidak merekomendasikan lockdown hingga mendukung penggunaan obat anti-malaria yang ditentang banyak pakar kesehatan.
Lucunya, Queiroga adalah salah satu penentang penggunaan obat ant-malaria itu, hydroxychloroquine. Menurutnya, tidak ada bukti sains obat tersebut terbukti efektif menangani gejala COVID-19. Walau begitu, ia mengatakan tidak masalah jika dokter tetap ingin memberikan resep itu kepada pasien selama memiliki alasan jelas.
Jika tidak ada halangan, Queiroga akan secara resmi menempati posisi barunya dalam dua pekan. Hal itu menunggu Pazuello menyelesaikan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk soal pengadaan vaksin COVID-19. Adapun Pazuello dalam pemeriksaan Mahkamah Agung yang menganggapnya lalai dalam pengadaan vaksin COVID-19 dan membiarkan pasien-pasien kehabisan oksigen di Manaus.
Queiroga sendiri adalah orang keempat yang menjadi Menteri Kesehatan Brasil semasa pandemi. Menteri-menteri kesehatan sebelumnya tidak pernah awet di bagai pemerintahan Bolsonaro karena kerap berbeda pandangan soal penanganan COVID-19.
Baca juga: Sepanjang Pandemi COVID-19, Brasil Ganti Menteri Kesehatan Empat Kali
ISTMAN MP | AL JAZEERA