TEMPO.CO, - Kepala Komisi Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet, mendesak Kerajaan Arab Saudi menegakkan kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai bagi rakyatnya. Ia mengatakan banyak orang di Saudi ditahan secara tidak sah.
Dalam pidatonya di depan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang mana Arab Saudi memiliki status pengamat, Bachelet menyambut baik pembebasan aktivis hak-hak perempuan, Loujain al-Hathloul, awal bulan ini. "Meskipun saya menyesal bahwa orang lain terus ditahan secara tidak adil," katanya dia dikutip dari Reuters, Sabtu, 27 Februari 2021.
Hathloul mengkampanyekan hak perempuan untuk mengemudi dan mengakhiri sistem perwalian Arab Saudi yang mengharuskan wanita mendapatkan izin dari kerabat laki-laki sebelum melakukan perjalanan tertentu. Dia menghabiskan hampir tiga tahun di balik jeruji besi dalam kasus yang menuai kecaman internasional dan dicekal selama lima tahun.
Pernyataan Bachelet tidak merujuk pada rilis yang laporan intelijen AS yang sensitif tentang pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018. Laporan ini menyatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyetujui pembunuhan itu.
Uni Eropa, dalam pidato Duta Besar Portugal Rui Macieira, juga menyuarakan keprihatinan atas penggunaan badan anti-teroris dan keamanan Arab Saudi untuk mengadili warga sipil dan aktivis. Mereka kerap ditahan dalam waktu lama termasuk kurungan isolasi.
“Memperhatikan reformasi sistem pemasyarakatan dan penurunan signifikan dalam penggunaan hukuman mati, Uni Eropa menyerukan perhatian lebih lanjut pada hak-hak pekerja migran, hak-hak perempuan dan kebebasan berekspresi dan beragama atau berkeyakinan,” ucap dia.
Bachelet menyambut baik rencana yang diumumkan oleh otoritas Arab Saudi untuk mengadopsi undang-undang baru tentang hukum keluarga dan status pribadi. "Saya mendesak pihak berwenang untuk menetapkan kerangka kerja legislatif demi menegakkan hak atas kebebasan berekspresi, berkumpul secara damai, dan berserikat untuk semua orang di Kerajaan," katanya.
BACA JUGA: Arab Saudi Bebaskan Aktivis Perempuan Loujain al-Hathloul
Sumber: REUTERS