TEMPO.CO, - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan warga negara Indonesia (WNI) di Myanmar dalam keadaan aman meski situasi politik di sana masih bergejolak
Terbaru sejumlah orang berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Indonesia di Yangon pada hari ini.
"Kondisi masyarakat kita pada umumnya masih baik, masih dalam lingkup perlindungan kedutaan kami di Myanmar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam konferensi pers virtual, Selasa, 23 Februari 2021.
Keadaan politik di Myanmar memanas setelah militer melakukan kudeta dan menahan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi, pada 1 Februari 2021. Ribuan warga yang menentang kudeta ini menggelar unjuk rasa setiap hari sejak 6 Februari.
Warga mendesak militer menyerahkan kembali kekuasaan dan membebaskan Suu Kyi serta sejumlah tahanan politik lainnya.
Di tengah kondisi yang memanas ini, beredar kabar Indonesia mengajukan usulan penyelesaian situasi di Myanmar dengan menggelar pemilu baru, lengkap dengan pengawas internasional. Hal itu senada dengan rencana junta militer pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing yang menjanjikan pemilu baru untuk mencari kepemimpinan yang sah.
Kabar tersebut ditanggapi keras oleh warga Myanmar. Mereka langsung menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Indonesia di Myanmar pagi ini, menentang adanya pemilu baru. Menurut mereka, pemenang Pemilu Myanmar telah ditetapkan secara sah pada tahun lalu dan tidak perlu lagi ada pemilu baru.
Faizasyah membantah kabar ini. Ia menuturkan Indonesia tidak membuat keputusan seperti itu dan sejauh ini belum ada perubahan sikap soal situasi Myanmar
Baca juga: Tak Hanya Beri Sanksi ke Rusia, Uni Eropa Juga Beri Sanksi ke Myanmar
ISTMAN MP