TEMPO.CO, Jakarta - Mantan menteri perminyakan Arab Saudi yang membuat negara Barat bertekuk lutut, Sheikh Zaki Yamani, meninggal pada usia 91 tahun di London menurut laporan surat kabar Arab Saudi Okaz pada Selasa.
Okaz melaporkan Yaman akan dimakamkan di Kota Mekah, Arab Saudi.
Sheikh Zaki Yamani adalah sosok di balik kebangkitan kekuatan minyak Arab, dan tokoh yang memberlakukan embargo minyak tahun 1973 yang membuat Barat bertekuk lutut.
Yamani juga merupakan saksi pembunuhan raja Saudi tahun 1975 yang telah mencabutnya, seorang non-bangsawan, dari ketidakjelasan menjadi menteri perminyakan. Belakangan pada tahun yang sama Yamani diculik dalam pertemuan OPEC oleh Ilyich Ramirez Sanchez, yang dikenal sebagai Carlos the Jackal.
Yamani, yang dikenal karena sikapnya yang elegan dan jenggot khasnya, menjabat 24 tahun menangani urusan perminyakan dari produsen minyak mentah terbesar di dunia, membuatnya menjadi selebriti global selama "guncangan minyak" inflasi tahun 1970-an, dikutip dari Reuters, 23 Februari 2021.
Karirnya berakhir dengan pemecatannya yang tiba-tiba pada 1986 setelah upaya mahal untuk menopang harga minyak mentah, strategi gagal yang telah membayangi kebijakan minyak Arab Saudi hingga hari ini.
Sheikh Zaki Yamani.[alchetron.com]
Pada Desember 1975, Yamani menghadiri pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, yang berakhir dengan hujan peluru yang ditembakkan pembunuh dari Venezuela Carlos dan lima rekannya. Tiga orang hadirin tewas dalam penculikan itu.
Carlos, yang mempromosikan perjuangan Palestina, menargetkan Yamani sebagai sandera yang paling berharga, berulang kali mengatakan kepadanya bahwa dia telah dijatuhi hukuman mati. Para menteri ditahan selama dua hari di ruang bermuatan dinamit sebelum para penculik diberikan pesawat keluar dari Austria dengan sandera mereka.
Baca juga: Tak Punya Kantor Pusat di Saudi, Riyadh Bakal Putus Kontrak Perusahaan Asing
43 jam mengerikan di pesawat saat terbang dari Aljazair ke Libya dan sebaliknya, menciptakan kedekatan antara sandera dan penculik.
"Aneh, tapi saat kami duduk bersama dan mengobrol, kami seolah-olah menjadi teman," kata Yamani kepada penulis biografi Jeffrey Robinson. Dia memberitahu saya begitu banyak, tahu bahwa saya akan mati.
Sebuah kesepakatan dibuat di Algiers dan Carlos menghilang, melarikan diri sampai ditangkap tahun 1994.
Beberapa bulan sebelumnya, Yamani menjadi saksi mata pembunuhan Raja Arab Saudi. Eks Menteri Perminyakan Arab Saudi Sheikh Zaki Yamani saat itu berada di sisi Raja Faisal di Riyadh, menerima delegasi kunjungan ketika seorang pangeran Arab Saudi yang tidak puas mengeluarkan pistol dan menembak mati raja.
REUTERS