TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi tidak akan lagi menanda-tangani kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan asing yang tidak punya kantor pusat di Kerajaan Arab Saudi per 2023. Kantor berita Arab Saudi, SPA pada Senin, 15 Februari 2021, mewartakan kebijakan ini berlaku mulai 1 Januari 2024.
Kebijakan ini dirancang untuk mendorong perusahaan-perusahaan asing membuka secara permanen kantor pusatnya di Arab Saudi sehingga diharapkan bisa menolong terciptanya lapangan kerja.
“Keputusan ini secara positif akan menghasilkan ribuan lapangan kerja bagi warga negara Arab Saudi, transfer ilmu pengetahuan dan melokalkan ilmu pengetahuan. Sebab ini berkontribusi pada pengembangan konten lokal serta menarik lebih banyak masuknya investasi ke Kerajaan Arab Saudi,” kata Menteri bidang Investasi Arab Saudi, Khalid al-Falih.
Baca juga: Kenalkan Empat UU Baru, Mohammed bin Salman Mau Kodifikasi Hukum Arab Saudi
Ilustrasi pembangunan. youtube.com
Perusahaan – perusahaan asing selama bertahun-tahun telah menggunakan negara tetangga Arab Saudi, yakni Uni Emirat Arab sebagai sebuah batu loncatan untuk operasional mereka di kawasan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi.
Sumber mengatakan kebijakan Arab Saudi ini juga akan berlaku pada badan-badan pemerintah, institusi dan pendanaan. Aturan mengenai ini akan diterbitkan pada tahun ini juga.
Segera setelah aturan ini berlaku, diharapkan bisa meningkatkan efisiensi Arab Saudi dalam hal anggaran pengeluaran, membantu menjaga modal tetap berada di dalam negeri dan menjamin barang-barang utama serta jasa dari Kerajaan Arab Saudi dibeli oleh masyarakat Arab Saudi itu sendiri.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman sebelumnya telah berjanji akan membuka diri dan meragamkan perekonomian negaranya di bawah serangkaian reformasi. Mohammed bin Salman memegang tampuk kekuasaan sejak 2017.
Kantor berita Arab Saudi SPA mewartakan pada awal bulan ini bahwa ada 24 perusahaan asing yang sudah mengumumkan niat mereka untuk membuka kantor pusat di Arab Saudi. Diantara perusahaan asing itu adalah PepsiCo dan Tim Hortons.
Sumber: Reuters