TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah infeksi virus corona di Ibu Kota Tokyo, Jepang, meningkat sampai sembilan kali lipat sejak akhir musim panas lalu. Data itu diperoleh berdasarkan pengujian antibodi yang sudah dilakukan menyusul upaya Jepang mengendalikan gelombang tiga wabah virus corona, yang paling mematikan menjelang Olimpiade pada Juli 2021.
Laporan Kementerian Kesehatan Jepang pada Jumat, 5 Februari 2021, menjelaskan pengujian secara acak dilakukan pada masyarakat Tokyo pada Desember 2020 dan memperlihatkan ada 0,91 persen antibodi yang terinfeksi virus corona. Jumlah itu naik signifikan dibanding studi yang sama pada Juni 2020, yang menemukan 0.1 persen antibodi virus corona.
Baca juga: BioNTech Akan Penuhi Permintaan 144 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Jepang
Studi dilakukan pada lebih dari 15 ribu partisipan dan memperlihatkan adanya kenaikan rata-rata antibodi untuk mereka yang tinggal di prefektur Osaka dan Miyagi. Dalam beberapa hari terakhir, laporan memperlihatkan tren penurunan, namun Pemerintah Jepang memberikan sinyalemen agar masyarakat tetap waspada.
Pada bulan lalu, Jepang memberlakukan status darurat yang berlaku selama satu bulan di total 11 area, termasuk ibu kota Tokyo, prefektur disekitarnya dan Kota Osaka. Status darurat ini akan diperpanjang di 10 area sampai 7 Maret 2021.
Sistem kesehatan Jepang saat ini berada dalam tekanan, meskipun jumlah kasus positif Covid-19 sudah mengalami penurunan.
Di Jepang ada lebih dari 390 ribu kasus infeksi virus corona dan 5.832 kasus berakhir dengan kematian. Jepang sangat ingin bisa segera mengatasi pandemi Covid-19 karena sedang bersiap menyambut perhelatan pesta olahraga Olimpiade musim panas yang dimulai pada 23 Juli 2021.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-japan-tests-idUSKBN2A50BD