TEMPO.CO, - Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun meminta pengurus gereja-gereja Protestan membantu pemerintah dalam mengatasi pandemi virus corona. Chung meminta gereja menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
"Pekan lalu kasus Covid-19 kembali melonjak setelah menunjukkan penurunan. Pemerintah harus memperpanjang langkah-langkah pembatasan jarak sosial yang kuat selama dua minggu lagi," katanya saat bertemu pengurus Persatuan Gereja Kristen Korea dan Dewan Gereja Nasional di Korea dikutip dari Yonhap, Jumat, 5 Februari 2021.
Chung menjelaskan sebagian besar gereja mematuhi anjuran pemerintah soal penerapan protokol Covid-19. Namun banyak pula gereja yang mengabaikannya sehingga menyebabkan wabah berlanjut.
Baca juga: Varian Baru Covid-19 Terdeteksi di Korea Selatan, Aturan Dirombak
Sejak 24 Januari, jumlah kasus yang terkait dengan Misi Internasional (IM), kelompok misionaris Kristen lokal yang beroperasi secara nasional, telah mencapai 385.
Para pemimpin gereja menyatakan penyesalan atas klaster penularan yang terkait dengan kegiatan gereja dan berjanji akan melakukan upaya habis-habisan untuk menahan penyebaran virus lebih lanjut.
Tiga organisasi keagamaan Kristen Protestan Korea Selatan meminta maaf pada publik lantaran penularan Covid-19 dalam setahun terakhir banyak yang berasal dari klaster gereja. Tiga ormas itu adalah Dewan Nasional Gereja di Korea (NCCK), Asosiasi Kristen Pria Muda ( YMCA), dan Asosiasi Kristen Wanita Muda (YWCA).
"Melihat kembali situasi saat ini di mana gereja-gereja Korea Selatan dianggap sebagai ancaman utama bagi kesehatan masyarakat, kami sangat meminta maaf kepada bangsa ini," kata mereka dalam konferensi pers bersama, Sabtu, 30 Januari 2021.
YONHAP
https://m-en.yna.co.kr/view/AEN20210203005300315?section=national/national