TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan sinyalemen kalau lockdown di negaranya mungkin bisa sampai 8 Maret 2021 atau ketika sekolah dimulai. Sinyalemen itu diperlihatkan saat Pemerintah Inggris mengumumkan aturan baru untuk menekan perjalanan keluar-masuk Inggris.
Inggris sudah memberlakukan lockdown sejak Januari 2021. Sekolah-sekolah, pub dan restoran ditutup. Masyarakat di imbau untuk tidak keluar rumah jika tidak ada yang mendesak.
Baca juga: Korban COVID-19 100 Ribu Lebih, Boris Johnson Minta Maaf dan Janjikan Solusi
Untuk wilayah Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara, pemerintah daerah disana diberikan kebebasan untuk menentukan kebijakannya sendiri dan larangan yang diberlakukan.
“Kami berharap akan cukup aman untuk mulai membuka kembali sekolah-sekolah mulai Senin, 8 Maret 2021, yang diikuti pencabutan larangan ekonomi dan sosial, dimana saat bersamaan kami melakukan pendataan,” kata Johnson dihadapan anggota parlemen Inggris.
Orang-orang yang memakai masker wajah berjalan di tepi Sungai Thames ditengah wabah virus corona, London, Inggris, 10 Mei 2020. [REUTERS / Henry Nicholls]
Pada Selasa, 26 Januari 2021, kematian akibat Covid-19 di Inggris sudah menembus angka 100 ribu orang. Inggris menjadi negara pertama yang menyentuh angka kematian sebanyak itu di Benua Biru.
Inggris sudah memulai program imunisasi virus corona, yang menargetkan 15 juta orang sampai pertengahan Februari 2021. Lansia mendapat prioritas utama dalam imunisasi virus corona ini.
Inggris sudah melarang masuknya pelancong dari 22 negara di dunia, yang dianggap berisiko tinggi. Selain Inggris, varian baru Covid-19 juga terdeteksi di Afrika Selatan dan beberapa negara di Amerika Selatan. Portugal diduga juga telah terdeteksi varian baru Covid-19.
Pelancong yang masuk Inggris juga diharuskan menjalani karantina selama 10 hari di fasilitas, yang sudah ditunjuk oleh pemerintah. Sedangkan mereka yang ingin meninggalkan Inggris, akan diminta memberikan alasan yang tertuang dalam sebuah surat deklarasi sebelum orang tersebut angkat kaki dari Inggris.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, mengatakan alasan ingin liburan atau melancong ke luar negeri tidak dapat diterima sebagai alasan meninggalkan Inggris. Menyusul pemberlakuan lockdown, aparat kepolisian juga akan lebih banyak yang dikerahkan di pelabuhan dan bandara-bandara agar bisa segera memulangkan orang-orang yang tak punya alasan untuk melakukan perjalanan.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain/english-lockdown-set-to-last-until-at-least-march-johnson-indicates-idUSKBN29W1L0