TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab menandatangani kontrak pembelian 50 jet tempur F-35 dan 18 drone dari Amerika Serikat, menurut sumber yang mengetahui perjanjian ini kepada Reuters pada Rabu.
Kabar pembelian jet tempur canggih AS ini muncul ketika Joe Biden resmi dilantik menjadi Presiden AS ke-46, dan merupakan perjanjian penjualan senjata terakhir pemerintahan Donald Trump.
Sebelumnya pejabat tinggi Departemen Luar Negeri mengatakan kontrak untuk penjualan F-35 Joint Strike Fighters ke Uni Emirat Arab akan ditandatangani sebelum berakhirnya pemerintahan Trump.
"Semuanya berada di jalur itu" untuk kontrak yang ditandatangani sebelum 20 Januari," kata R. Clarke Cooper, asisten menteri luar negeri untuk urusan politik-militer, dilaporkan Defense News, 8 Januari.
Anggota Kongres telah mengemukakan kekhawatiran bahwa kesepakatan itu terburu-buru sehingga dapat disepakati sebelum pemerintahan Biden mengambil alih.
Seorang pilot Korps Marinir mempersiapkan untuk pendaratan vertikal pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35B di atas kapal induk serbu amfibi USS selama operasi mereka di perairan pulau paling selatan Jepang Okinawa 23 Maret 2018. Pesawat jet F-35B merupakan pesawat tempur buatan Lockheed Martin, perusahaan pesawat asal Amerika Serikat. REUTERS/Issei Kato
Calon menteri luar negeri Joe Biden, Anthony Blinken, mengatakan pada akhir Oktober bahwa kesepakatan itu akan dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Tetapi mengubah kesepakatan menjadi lebih sulit setelah kontrak ditandatangani.
Baca juga: Israel Ingin Beli Lagi Pesawat Tempur F-35 dari Amerika
Kesepakatan UEA ditaksir senilai US$ 23,37 miliar (Rp 328,2 triliun), yang mencakup hingga 50 pesawat tempur F-35A senilai US$ 10,4 miliar (Rp 146 triliun), 18 drone MQ-9B senilai US$ 2,97 miliar (Rp 41,7 triliun), serta amunisi udara-ke-udara dan udara-ke-darat senilai US$ 10 miliar (Rp 140,2 triliun). Total angka tersebut adalah perkiraan dan dapat berubah selama negosiasi akhir.
Penjualan tersebut terbukti sarat politik di Kongres. Anggota parlemen Demokrat menentang penjualan, dengan mengatakan hal itu mengabaikan risiko teknologi militer sensitif yang ditimbulkan oleh hubungan UEA dengan Rusia dan Cina. Beberapa juga menyuarakan keprihatinan tentang ancaman terhadap keunggulan militer kualitatif Israel di Timur Tengah.
Namun, upaya Senat pada bulan Desember untuk memblokir penjualan senjata gagal. Pemungutan suara pertama menyangkut penjualan drone dan amunisi ke UEA gagal dengan suara 46 banding 50, sementara yang kedua terkait jet tempur F-35 kalah dengan suara 47-49.
REUTERS | DEFENSE NEWS
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-usa-emirates-f35/uae-signs-papers-to-buy-50-f-35-jets-and-up-to-18-drones-sources-idUSKBN29P2AO
https://www.defensenews.com/global/mideast-africa/2021/01/08/uae-f-35-contracts-expected-to-be-signed-before-end-of-trump-admin/